Sejak sepuluh menit yang lalu Jung Kook tak henti-hentinya melihat foto yang telah dia unggah di akun instagramnya. Foto dirinya bersama Sin Bi saat di penangkaran anjing. Hari di mana Sin Bi secara tiba-tiba mengecup bibirnya. Hari di mana mereka melakukan ciuman pertama mereka. Dan saat yang paling membahagiakan adalah kini gadis itu telah menjadi miliknya.
Bibir lelaki itu menarik sudut ke atas. Senyuman tak pernah lepas dari bibirnya sejak sepuluh menit yang lalu. Membuat ia mengabaikan dua orang pemuda yang sedang bertandang ke rumahnya. Sampai-sampai Ji Min dibuat bosan dengan kerjaan Jung Kook yang sedari tadi tersenyum sendiri.
"Kau terlihat sangat senang," kata Ji Min seraya kedua tangannya bersedekap di depan dada. Pernyataan tadi dimaksudkan untuk menyindir Jung Kook.
Tapi memang pada dasarnya suasana hati Jung Kook sedang bahagia, ia tak merasa tersindir sedikit pun. Justru dengan cengiran khas di wajahnya ia membalas, "Gadis itu benar-benar membuatku mabuk kepayang."
Seorang pemuda yang tengah membaca buku di bangku samping tempat tidur Jung Kook pun melirik sekilas ke arah Jung Kook. Lalu melanjutkan kembali kegiatannya. Pura-pura tak acuh dengan percakapan kedua temannya.
"Oh, gadis bermarga Hwang itu?" tanya Ji Min yang kini tangannya sudah menjajah robot Iron Man yang ada di atas nakas.
Jung Kook hanya mengangguk mantap sebagai jawaban. Cengiran lebar masih tercetak jelas di bibir lelaki itu. Mungkin bisa dibilang, Sin Bi adalah gadis pertama yang mampu membuat Jung Kook sedemikian gila karena wanita. Sebelumnya, ketika Jung Kook mulai berpacaran dengan Na Na pun, dia tidak segirang ini. Justru sikapnya terkesan datar dan biasa saja.
Saat Ji Min menyebutkan "gadis bermarga Hwang", Tae Hyung kehilangan konsentrasi membacanya. Namun ia tak memperlihatkan itu. Tangannya masih memegang buku, matanya masih mengarah pada halaman buku, namun telinganya memasang tajam percakapan kedua temannya itu.
"Aku bertaruh, pasti kau hanya memanfaatkan tubuh gadis itu. Sama seperti kasus-kasus sebelumnya. Kau mengencani gadis itu, menyetubuhinya, lalu pergi meninggalkannya begitu saja." tanpa berpikir terlebih dahulu, Ji Min terus saja mencerocos tanpa henti.
"Apa maksudmu?!" balas Jung Kook dengan tatapan tajam. Jung Kook merasa tidak seharusnya Ji Min berkata seperti itu padanya.
"Oh, ayolah, man. Aku tahu gadis itu adik dari Hwang Soo Jung. Si wanita malam incaran para lelaki hidung belang. Lantas, apa kau sudah tidur dengannya?"
"Jaga ucapanmu, brengsek! Aku tak akan pernah mengotori kekasihku sendiri!"
Ji Min terkekeh miring.
"Lalu--apa dulu Na Na bukan kekasihmu? Dan kau selalu berhubungan intim dengannya di ruang kelas kosong bukan?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Jung Kook tertohok. Sementara Tae Hyung membiarkan mereka berdebat. Pemuda berwajah tampan kelewat batas itu masih pura-pura membaca buku. Namun tanpa sadar, sedari tadi tangannya meremas buku yang ia pegang.
Dengan tampang gusar Jung Kook membalas, "Jangan samakan Sin Bi dengan Na Na! Mereka berbeda!"
Lagi, Ji Min tertawa mengejek. "Mereka sama-sama perempuan, Kook-ah. Coba saja kau tawari Sin Bi sejumlah uang, pasti dia akan senang hati menyerahkan tubuhnya padamu. Sama seperti kakaknya,"
"Ya, PARK JI MIN! Tutup mulutmu, brengsek!!" bentak Jung Kook dengan suara meninggi. Menggelegar ke setiap sudut kamarnya yang luas. Kini Jung Kook telah berdiri di hadapan Ji Min. Kedua tangannya mengepal erat.
Ji Min meletakkan robot Iron Man yang sedari tadi dia mainkan. "Apa perkataanku salah? Hwang Soo Jung itu wanita jalang, dan Sin Bi pasti sama jalangnya dengan dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears (COMPLETED)
FanfictionATTENTION KHUSUS 17+(!!!) Jung Kook-laki-laki dingin yang suka mengintimidasi orang lain. Dia seorang badboy. Anak orang kaya dan populer di sekolah. Bagi pria berumur 18 tahun itu, bergonta-ganti pasangan adalah hal yang biasa baginya. Bahkan kebut...