Sejak awal aku sudah kalah, dengan dia yang kau sebut rumah, sedang aku hanya tempat singgah. - Kim Tae Hyung
Tak ada rekayasa atau rapal mantra sakti, garis tangan yang melingkar dan berputar ini, ujungnya selalu kembali padamu. -Jeon Jung Kook
Di sudut senyummu, aku pernah menemukan pulang. Jeda di antara kita adalah ruang berpikir. Untuk tetap pergi, atau kembali lagi. -Hwang Sin Bi
***
Seperti hari-hari kemarin, butiran salju telah menyapa bumi Slovenia. Dinginnya cuaca cukup dapat membuat siapa pun tak kuasa untuk beranjak dari kasur. Hawa dingin bertiup menusuk tulang. Tapi itu tak menyurutkan gadis bersurai kecokelatan untuk melakukan kegiatan memasaknya. Yang telah menjadi rutinitas gadis itu setiap pagi.
Berbalut mantel merah tebal, Sin Bi fokus kepada daging asap yang tengah dipanggangnya. Asap putih mengepul di atas teflon. Menandakan bahwa sebentar lagi smooked beef buatannya matang.
Sebuah telapak kekar terasa melingkar di pinggang Sin Bi. Gadis cantik itu menoleh, mendapati kepala tunangannya kini bersandar di bahunya.
"Selamat pagi...," kata Tae Hyung tak berniat sedikit pun melepas pelukannya. Hal yang telah menjadi kebiasaan pria itu.
"Sudah bangun?" jemari Sin Bi bergerak mengelus puncak kepala Tae Hyung, sembari mematikan kompor lalu memindahkan smooked beef ke atas pinggan saji.
"Hm." suara serak-serak basah khas pria itu sehabis bangun tidur, menjawabnya dengan singkat.
Sin Bi berpindah menuju meja makan. Langkahnya tertatih, dengan sedikit kesulitan ia menghidangkan lauk beserta nasi yang telah dimasaknya, lantaran Tae Hyung masih dalam posisi sama, yaitu menggelayut manja di tubuh Sin Bi.
"Ya! Lepaskan dulu! Nanti bagaimana kalau pecah?" gerutu Sin Bi jengah sembari melepas paksa tangan Tae Hyung.
Pria berwajah kelewat tampan itu terkekeh kala mengamati tunangannya yang bersikap galak.
"Aroma tubuhmu di pagi hari begitu memabukkan," Tae Hyung menarik kursi lalu mendudukkan pantatnya. Bersiap untuk sarapan. Tak memedulikan delikan tajam gadis yang kini berada di hadapannya.
"Kau tak pernah berubah, V-ya."
"Begitu pula kau," balas Tae Hyung yang dibalas gedikkan bahu oleh Sin Bi.
Detik berikutnya yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan garpu. Baik Sin Bi maupun Tae Hyung, sama-sama fokus pada makanan mereka. Mengisi kekosongan perut sebelum memenuhi undangan ke Europe Fashion Week.
Tae Hyung telah menjadi fotografer terkenal bertaraf internasional. Kemampuan memotretnya tak perlu diragukan lagi. Begitu pula dengan Sin Bi, yang setelah menamatkan sekolah, ia langsung mengambil kuliah jurusan design di universitas ternama yang ada di Slovenia.
Setelah sama-sama lulus dari universitas, kedua pasangan itu memulai bisnis di bidang fashion. Kini nama brand fashion mereka paling banyak dicari oleh artis-artis internasional.
***
Gadis cantik dengan topi baret di kepala itu, tergopoh-gopoh mendorong rak gantung di mana banyak pakaian penting yang harus dikenakan para model. Dalam acara Fashion Week kali ini, Sin Bi mempunyai peran penting sebagai designer yang bertanggung jawab akan pakaian yang dikenakan oleh para model.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears (COMPLETED)
FanfictionATTENTION KHUSUS 17+(!!!) Jung Kook-laki-laki dingin yang suka mengintimidasi orang lain. Dia seorang badboy. Anak orang kaya dan populer di sekolah. Bagi pria berumur 18 tahun itu, bergonta-ganti pasangan adalah hal yang biasa baginya. Bahkan kebut...