***Suara-suara perdebatan itu masih terdengar oleh indra pendengar gue. Meskipun nggak begitu jelas tapi gue tahu jika Chanyeol, anak Ny. Park nggak setuju Jio tinggal disini bersamanya.
"Bibi Seo, Jio mau pulang ke rumah Mami. Jio takut disini." tangisan Jio belum berhenti bahkan sekarang dia merengek minta pulang.
Jika dia bilang pulang ke rumah Mami, itu tandanya Maminya masih hidup.
Apa mungkin mereka bercerai?
Atau mungkin Jio lahir tanpa adanya pernikahan?Gue mengambil nafas dalam. "Jio nggak usah takut, Bibi Seo ada disini."
"Jio mau Mami...huaaaa..." tangisan Jio makin jadi. Gue menggendongnya lagi dan terus berusaha menenangkannya.
Beberapa menit lalu dia masih menangis dengan keras, tapi kini suaranya nggak terdengar lagi. Ternyata dia tertidur. Kasihan Jio..
Dengan hati-hati gue membaringkan tubuh Jio ke tempat tidur. Dia sempat menggeliat resah dan kembali tenang saat gue menepuk-nepuk pahanya pelan.
Gue mengamati wajah tidur Jio. Anak sekecil ini harus mengalami hal menyakitkan seperti tadi. Entah dia paham atau nggak dengan situasinya tapi gue rasa jika dia mengingatnya pasti akan menimbulkan trauma berkepanjangan.
Tanpa bisa gue cegah air mata gue menetes.
Ada sebersit rasa nggak ikhlas, kenapa anak selucu dan semenggemaskan ini memiliki orang tua yang bahkan ingin dia mati sebelum dia lahir.
Jika gue punya uang yang cukup, ingin rasanya gue mengadopsi Jio dan merawatnya dengan baik. Tapi apa daya gue aja hidup serba kekurangan kadang makan aja cuma 2 kali sehari. Jika kondisi gue masih seperti ini dan Jio hidup sama gue mungkin nasibnya akan sama buruknya dengan dia mempunyai Ayah yang bejat.
Maka dari itu gue bertekad, gue akan melindungi Jio apapun yang terjadi. Dan membuat Jio diakui dan disayangi oleh Ayahnya.
Suara pintu kamar terbuka membuat gue mengusap air mata dengan cepat. Ny. Park udah berdiri di ambang pintu.
"Jio udah tidur?" tanyanya pelan.
"Sudah Nyonya."
"Ikutlah keluar, masih banyak yang harus kita bicarakan dengan putraku."
"Baik Nyonya."
Sebelum gue keluar gue membenarkan dulu posisi bantal-bantal yang berada di sekeliling tubuh Jio.
Anak Ny. Park yang bernama Chanyeol itu memberikan tatapan tajam ke gue waktu gue berjalan ke arah mereka. Nyali gue sempat menciut, tapi gue teringat akan janji gue pada Jio. Apapun akan gue hadapi demi Jio.
"Duduk.." suruh Ny. Park.
Gue menurut. Suasana masih terasa tegang.
"Dia Seohyun, dia yang akan membantumu mengurus Jio selama Jio tinggal disini. Jadi kamu nggak perlu kuatir."
"Hm.." Chanyeol hanya menggumam. Kayaknya dia udah capek berdebat dengan Ibunya.
Setelahnya Ny. Park mengeluarkan sebuah map dan melemparnya pelan ke meja depan gue.
"Di dalam situ tertulis lengkap apa saja yang boleh dan nggak boleh untuk Jio. Kapan minum susunya dan apa saja yang menyebabkannya alergi. Bacalah dan pelajari dengan baik." jelas Ny. Park.
"Baik Nyonya." gue mengambil map berwarna merah itu dan membacanya sekilas.
"Besok aku akan mengurus kepindahan Sekolah Jio. Setelah semua beres kamu juga harus mengantar jemput Jio di Sekolah." jelasnya lagi.
"Chan sekali-kali kamu juga harus mengantar jemput Jio, ngerti?""Hm.." lagi-lagi cuma ngasih gumaman. Ni orang mendadak sariawan apa ya?
"Oh ya satu lagi, besok ajaklah Jio jalan-jalan sebentar karena aku menyuruh beberapa orang merenovasi gudang untuk dijadikan sebagai kamar Jio."
Perintah barusan ditujukan buat gue, nggak ada jawaban lain yang keluar dari mulut gue selain iya iya dan iya.
"Chan besok temani mereka jalan-jalan!"
"Nggak bisa Ma!!! Aku udah ngijinin mereka tinggal disini tapi bukan berarti Mama bisa nyuruh-nyuruh aku seenaknya Mama." Chanyeol mendebat lagi.
"Dan buat lo.." telunjuk Chanyeol mengarah ke muka gue. "Lo boleh tinggal disini tapi jangan campuri urusan gue!!! Urusan lo cuma sama anak sialan itu. Ngerti lo??!"
Ya ampun!!!
Bunuh orang itu dipenjara berapa tahun sih? Rasanya tangan gue gatel pengen nyekek leher tu orang."Seohyun itu kerja sama Mama bukan sama kamu dan yang gaji dia juga Mama. Jadi dia cuma boleh patuh sama perintah Mama." tegas Ny. Park.
Ini emak sama anak kayaknya emang punya riwayat nggak akur deh. Lier aing denger mereka adu mulut terus.
"Seohyun, ada tugas tambahan untuk kamu. Kalau Chanyeol berani membawa pulang jalang ke rumah ini lagi seperti tadi potong saja burungnya. Aku akan membayar mahal jika kamu benar-benar melakukan itu."
"MA!!!!!!!!"
Glek... Potong burungnya?????????
***
Ini gue, pengasuh anak amatiran
KAMU SEDANG MEMBACA
giant baby (ChanSeo)
FanfictionNgurus Chanyeol itu lebih susah daripada ngurus anaknya. Sabar sabar..