17

4.1K 337 47
                                    


***

Betapa terkejutnya gue saat mata gue menangkap sosok mungil meringkuk kedinginan di belakang sofa dengan wajah pucat dan bibir membiru.

"JIO!!!!"

Tergesa gue menghampiri Jio dan meraih tubuhnya ke dalam pelukan gue. Suhu tubuhnya dingin banget. Dia menggigil dengan mata setengah terpejam.

"Jio sayang, ini Bibi. Sekarang Jio aman." gue mengelus kulit pipinya yang dingin hampir menyerupai es.

Gue menatap tajam ke arah Chanyeol. Tega banget seorang Ayah melakukan ini pada anak kandungnya.

"Apa?" tanya Chanyeol seakan nggak terima dengan tatapan gue. Nggak ada rasa bersalah sedikit pun dari gambaran wajahnya.

"Lo sengaja kan melakukan ini?" desis gue.
"Gue tahu lo nggak menerima kehadiran Jio, tapi yang lo lakuin ini salah besar!!!" suara gue udah bergetar.

Chanyeol membuang muka dengan angkuhnya. Bener-bener bikin gue kesal!

"Sekarang gue mohon sama lo, bersikaplah sebagai seorang manusia yang masih punya hati. Bantu gue bawa Jio ke Rumah Sakit." ujar gue sambil mengangkat tubuh Jio dengan susah payah.

Nggak ada respon dari Chanyeol. Kalau dia nggak mau, gue akan melakukannya sendiri tanpa bantuannya. Memohon sama manusia berhati batu kaya Chanyeol nggak ada gunanya.

Gue melewati tubuh Chanyeol dengan Jio berada dalam gendongan gue. Gue akan berusaha semampu gue menyelamatkan Jio. Nyawa Jio berharga buat gue.

"Bawa sini, biar gue yang gendong." meskipun terdengar kasar Chanyeol akhirnya menawarkan diri. Dia menghentikan langkah gue saat gue hampir mencapai pintu keluar apartemen.

Gue menatap Chanyeol. Ternyata dia masih punya hati.

"Cepetan bawa sini! Malah bengong!"

Chanyeol mengambil alih tubuh Jio dari gue. Dia setengah berlari keluar dari apartemen dan gue mengikuti di belakang.

Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit gue nggak henti-hentinya mengusap bagian tubuh Jio untuk menghangatkannya. Keadaan kaya gini buat gue panik. Di tambah lagi Jio nggak bangun-bangun.

"Yeol bisa lebih cepet nggak?! Gue takut Jio kenapa-napa." ujar gue frusasi.

"Lo nggak lihat gue udah ngebut?!Bentar lagi sampai. Nggak usah panik. Dia nggak akan kenapa-napa." Chanyeol sama sekali nggak bisa bikin gue tenang. Semua kata dikeluarkannya dengan kasar.

Beruntung jalanan lengang hingga kita bisa tiba di Rumah Sakit lebih cepat. Beberapa perawat langsung membawa Jio ke UGD untuk segera di lakukan pemeriksaan oleh dokter.
Semoga dia baik-baik aja..

Gue dan Chanyeol duduk bersebelahan di ruang tunggu.

"Apa yang lo fikirkan saat melakukan itu? Menakutinya? atau memang berniat menyingkirkannya?" tanya gue sarkas ke Chanyeol.

"Ck, apalagi?! Gue udah bersedia bawa dia kemari. Gue juga udah merelakan waktu gue buat nunggu dia disini." dia menanggapi dengan nada nggak mau disalahkan.

"Tapi lo sadar nggak, seandainya dia terlambat ditemukan mungkin dia nggak akan selamat!!" gue berusaha untuk tetap bersabar nggak menggunakan nada tinggi mengingat dimana gue sekarang. Meskipun emosi gue udah memuncak.

"Ck, dia udah ditangani Dokter kan? Nggak usah dibahas terus! Bikin gue pusing!"
Chanyeol beranjak dari tempatnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat kedatangan Ny. Park.

"Dimana Jio?" tanya Ny. Park pada Chanyeol.

"DIMANA CUCUKU?" Suaranya mengeras karena Chanyeol masih terdiam.

giant baby (ChanSeo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang