10

4.8K 331 89
                                    

***

"Heh lo tu digaji buat jadi pengasuh bukan buat pacaran!!!"

Maksudnya?????

Gue nengak-nengok nyari Chanyeol. Dia telpon gue darimana sih?
Gue menajamkan pandangan gue menyapu seluruh penjuru dan gue menemukan Chanyeol berdiri di sudut sebrang.

Habis ngomong nggak jelas Chanyeol matiin telponnya gitu aja.
Maksudnya apa coba?
Ganggu aja.
Gue nyimpen lagi Hp ke dalam tas.

"Maaf ya saya harus pergi, kebetulan saya ada janji." pamit orang itu ke gue.

"Oh iya. Sekali lagi maaf ya untuk celananya."

Dia hanya tersenyum. Mmm, senyumnya aja manis. Semanis orangnya.

"Bye Jio..." dia mengusap kepala Jio dulu sebelum pergi.

"Bye om.." Jio melambaikan tangannya.

Gue masih memandangi kepergian orang itu dengan tatapan kagum. Andaikan Papinya Jio kaya gitu, gue mungkin udah bertekuk lutut memujanya. Namun sayang seribu kali sayang, Papinya Jio tetaplah Chanyeol yang pikirannya masih kaya bocah tapi kelakuannya melebihi batas.

"Heh.."

Tiba-tiba ada orang nepuk pundak gue dari belakang.

"Copot eh copot.." sumpah gue kaget banget.

Pelakunya ngakak liat gue kaget sampe latahan gue keluar. Sori gue ralat, gue nggak latah, itu cuma spontanitas.

Chanyeol yang gue tetapkan sebagai tersangka utama masih ketawa dan gue masih ngelus-ngelus dada. Jantung gue jadi dag dig dug.

"Siapa tadi? Pacar lo?" tanya Chanyeol setelah ketawanya berhenti.

"Bu..."

"Ah iya gue lupa, lo kan nggak punya pacar." enteng banget dia ngomongnya.

Baru ni ya gue mau bilang bukan udah nyaut aja tu mulut.
Gara-gara telpon nggak penting dari lo, gue jadi nggak sempet kenalan. Kesel!!!

"Lagian mana mau dia sama lo. Hahahaha..." dia masih terus meremehkan gue.

Ketawa aja terus. Mumpung gue masih ngijinin lo ngetawain hidup gue.

"Jio ayo kita pergi."

Gue menggandeng Jio, niatnya gue mau ngejauh dari Chanyeol.

"E e e, tunggu dulu!" 

"Au.." Chanyeol narik tas gue sampe badan gue ketarik ke belakang.

"Maen pergi aja."

"Mau apa?" sinis gue.

"Ni majikan lo yang bawelnya sama kaya lo baru aja nelpon, katanya tu bocah suruh beli mainan yang dia mau. Jadi sekarang lo anterin dia ke toko mainan. Gue akan ngawasin lo berdua dari jarak jauh. Gue nggak mau kalau deket kalian dia manggilin gue Papi Papi. Risih gue dengernya."

Ya ya ya serah lo serah lo. Nikmatin hidup lo!!!!
Bilang emak lo sendiri majikan bawel, durhaka lo!
Mau lo jadi the next malin kundang???

Chanyeol ngambil sesuatu dari dalam dompetnya dan ngasih sebuah kartu ke gue. Credit card kayaknya.

"Ni kartu buat bayar. Jangan banyak-banyak makenya. Diirit-irit."

Ah elah, anak orang kaya juga bilangnya diirit-irit. Lagian ini juga buat anaknya sendiri. Dan gue yakin kalau lo make sendiri pasti sampe jebol.

"Iya.." jawab gue.

"Lo jalan duluan." suruhnya dan gue jalan sama Jio.

"Ayo Jio kita beli mainan." seru gue semangat.

"Horeeee..."

Sampai di toko mainan, Jio langsung menuju area khusus mobil-mobilan.

"Bibi Seo, aku mau ini." Jio menunjuk sebuah mobil mainan besar yang bisa dinaiki dan bisa dijalankan dengan remot.

Sebelum jawab gue lihat dulu harganya.
Wohoooo, harganya fantastis. Ini bisa buat biaya hidup gue bertahun-tahun. Barang mobil mainan aja harganya selangit.
Gue harus tanya bapaknya dulu nih. Dari pada ntar udah gue bolehin, dia kaget lihat harganya gue juga yang kena omel.

"Jio diem disini ya, Bibi tanya Papi dulu."

Jio ngangguk. Dia udah seneng banget duduk di atas mobilnya.

Gue nyariin Chanyeol. Ternyata dia lagi ngobrol sama salah seorang pramuniaga. Cantik sih.
Gue sangsi dia ngobrol apa lagi godain, mbaknya sampe malu-malu gitu. Dasar kardus!!

"Ekhem.." sengaja gue dehem keras-keras.

Chanyeol nengok ke gue dengan wajah nggak sukanya.

"Ngapain lo kesini?" Chanyeol melotot ke gue.

"Itu Jio minta mainan mobil-mobilan." gue nunjuk ke arah Jio yang bisa gue lihat dari tempat gue berdiri.

Chanyeol cuma lirik sekilas ke Jio. "Udah turutin aja. Sana cepet pergi! Ganggu aja!!!" usir Chanyeol.

"Tapi harganya mahal lho itu." gue masih berusaha mengingatkan.

"Cepetan pergi!!!" desis Chanyeol.

"Iya iya.." jawab gue kesel.

"Siapa dia? Istri kamu?"

Gue masih bisa denger pramuniaganya nanya ke Chanyeol. Gue penasaran jawaban dia apa. Walaupun gue tahu pasti akan terdengar sangat menyakitkan dan memuakkan.

"Bukanlah! Kamu yang lebih cocok jadi istriku daripada dia."

Aih hoekkkk...mulut lo diumbar-umbar.
Gue sumpahin suatu saat lo ngemis-ngemis ke gue buat jadi istri lo!!!!

Jio, mending kartu kredit ini kita pakai buat beli bapak baru aja.

Gue balik lagi ke Jio dengan hati kesal. Tapi gue harus segera kembali pada good mood mode on kalau di depan Jio.

"Jio sayang, Jio suka mobil ini?" tanya gue.

"Iya, aku suka. Boleh ya Bibi?"

Gue tersenyum. "Boleh sayang, Jio mau beli 3 yang kaya gini juga boleh. Jio pilih aja semua mainan yang Jio suka."

"Asikkkkkk..." Jio kegirangan.

Gue juga girang. Sekarang gue nggak peduli lagi mau tu mainan harga berapa. Biar aja tagihan membengkak. Bukan urusan gue!!!

***

Mobil yang disenengin sama JioHarganya $4980

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang disenengin sama Jio
Harganya $4980

giant baby (ChanSeo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang