Detak [4]

4.4K 619 12
                                    

Aku menarik selimut. Menata bantal dan mulai memejamkan mataku. Namun tak lama kemudian, suara mencurigakan mulai terdengar samar-samar di telingaku. Aku mencoba untuk tidur dengan tenang tetapi suara itu semakin mengangguku.

"Gayatri?"

Suara bariton itu membuatku menjadi semakin tidak tenang. Siapa laki-laki yang berani masuk UKS putri. Mungkin ada yang pingsan sehingga ada siswa yang membawanya ke UKS, atau mungkin Pak Bram yang sedang membersihkan UKS. Tapi... suara Pak Bram tidak terdengar seperti itu. Aku berusaha mengabaikannya. Berusaha berpikir positif tentang siapa yang datang ke UKS.

"Gayatri."

Aku terhenyak. Suara itu berbisik lembut tepat di telingaku. Ada sebuah tangan yang mengusap kepalaku perlahan dan itu membuat jantungku nyaris berhenti berdetak. Kubuka mataku dan segera membulat ketika seorang laki-laki berada tepat di hadapan wajahku. Aku berteriak dengan nyaring namun cepat-cepat dia menutup mulutku dengan tangannya lalu menggeleng.

"Gayatri, jangan takut ini saya, Sekala," ucapnya. Membuatku bergedik ngeri. Dia datang ke UKS, mendekatkan wajahnya padaku, dan sekarang membekap mulutku seperti ini.

Aku dorong tubuhnya kuat-kuat hingga dia berada di ranjang sebelah. "Siapa kamu? Pergi!"

"Gayatri, saya Sekala," ucapnya lagi tapi aku masih tidak mengerti. Dia tidak memakai seragam, pakaiannya hanya casual biasa.

"Aku enggak kenal sama kamu," sahutku ketakutan. Jujur saja, aku sudah memeluk kedua kakiku saat itu.

Dia kemudian mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan kartu tanda penduduknya kepadaku. "Ini saya. Sekala. Sekala-mu."

Aku menatapnya bingung. Sumpah demi apapun, aku benar-benar tidak mengenalnya. Tidak tahu siapa dirinya dan yang membuatku lebih heran adalah bagaimana dia bisa masuk ke sekolah ini, ke dalam UKS lebih tepatnya. Pertama, sekolahku dikelilingi oleh pagar tembok yang tinggi dengan kawat berduri di atasnya. Kedua, tidak ada orang luar yang bisa masuk sembarangan. Walaupun dia bisa masuk, dia hanya boleh berada di sekitar TU yang ada di depan, dan UKS ini berada di dekat halaman belakang sekolah.

"Tolong! Tolong!" pekikku sekeras mungkin. Aku benar-benar takut dia akan berbuat macam-macam denganku.

"Gayatri, kenapa kamu berteriak?" tanyanya bingung sekaligus gelagapan. Aku tidak memperdulikan omongannya. Aku hanya terus berteriak.

Hingga akhirnya dia pergi keluar dari pintu UKS. Menghilang dari hadapanku sebelum beberapa saat kemudian beberapa guru dan siswa datang ke UKS karena teriakanku tadi.

"Ada apa Aluna?" tanya salah seorang guru dengan panik.

"Itu, Pak. Tadi ada cowok masuk ke sini tapi dia enggak pakai seragam," jawabku.

"Kemana dia sekarang?"

"Tadi keluar dari UKS, Pak," jawabku. "Barusan banget."

Tanpa pikir panjang, mereka semua segera keluar dan mencari laki-laki yang mengaku padaku bernama Sekala itu. Namun hasilnya, mereka tidak menemukannya. UKS ini berada di lantai dua dekat halaman belakang sekolah, mustahil untuknya melompat dari sini tapi entah bagaimana caranya. Sekala benar-benar tidak ditemukan.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang