Detak [17]

2.7K 463 2
                                    

"Kenapa?"

Sekala mengulurkan tangannya, mengusap rambutku perlahan seraya tersenyum simpul sebelum akhirnya menggenggam tanganku dengan erat. "Aluna, jika ada tangan lain terulur kepada kamu, apa kamu akan melepaskan genggaman tangan saya?"

"Apa yang kamu maksud, Sekala?"

"Kamu benar. Kamu adalah Aluna, bukan Gayatri." Sekala menghela napasnya seraya mengusap punggung tanganku perlahan. "Saya jatuh cinta kepada kamu sebagai Aluna dan saya harap akan selalu begitu. Saya harap, hanya saya yang ada di hatimu. Saya tidak ingin Aluna yang lain, saya hanya ingin kamu."

"Sekala, kenapa kamu mendadak begini?" tanyaku khawatir. Sekala tiba-tiba saja menjadi melankolis seperti ini. Gurat kesedihan terpancar jelas di wajahnya dan aku tidak tahu penyebabnya. Uluran tangan lain dan semua yang ia katakan, aku tidak tahu hubungannya saat itu.

Sekala menggeleng. "Saya hanya memiliki firasat buruk."

Kami berada di sana sampai matahari tenggelam dan selama berada di sana, tangan Sekala terus menggenggam erat tanganku. Dia tidak pernah melepaskannya sama sekali. Setelah itu, kami berjalan di sepanjang jalan yang ada di tepi pantai menuju rumahku. Tangannya masih menggenggam tanganku, sementara tangannya yang lain menuntun sepedanya. Aku tidak mengerti mengapa Sekala aneh sekali hari itu.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang