Hari-hariku terasa berwarna. Semuanya terasa indah, setiap hari Sekala mengantar dan menjemputku ke sekolah dengan sepeda ontelnya. Beberapa siswa menatapku sinis sekaligus heran ketika aku dan Sekala berjalan bersama baik di sekitar rumah maupun di sekolah. Mungkin karena baru sebulan Gideon pergi dan aku sudah bersama orang lain. Walau tanpa mereka tahu, sebenarnya di lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih merindukan Gideon setiap malam. Menatap pesan terakhir yang dia kirim. Menatap fotoku dengannya yang masih kusimpan di ponsel dan juga foto kami berdua yang masih terpajang di meja belajarku.
Gideon bukan hanya mantan kekasihku, dia juga sahabat terbaikku sejak aku duduk di sekolah dasar. Dia kakakku, dia sahabatku, dia orang yang pernah aku cintai selama tiga tahun. Aku sudah mengenalnya hampir sepuluh tahun. Melupakannya begitu saja adalah sebuah kejahatan bukan? Lalu apa aku salah jika masih memikirkan Gideon saat aku bersama Sekala sekarang? Apa aku salah jika aku masih merindukannya setiap malam bahkan terkadang menangis memeluk fotonya?
Satu hal yang ada dibenakku sekarang, Sekala bilang jika aku memikirkan laki-laki lain selain keluargaku, dia akan kesakitan karena jantungnya perlahan membeku, tapi setiap hari aku melihat dia tampak baik-baik saja. Setiap hari aku melihat dia tampak tanpa beban walaupun aku menangisi Gideon yang tak akan pernah kembali itu semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
Short Story[BOOK 1] "Jika kamu tidak bisa mencintai saya, tolong pikirkan saya, rindukan saya. Saya mohon, karena hanya dengan itu, jantung saya bisa berdetak dan saya bisa melihat kamu sepanjang hari." Copyright © 2017 by sarvio Start : 21 Sept 17 End : 8 O...