Detak [14]

2.9K 515 4
                                    

Aku tertunduk lesu. Memang benar, sebulan yang lalu, ketika kapal yang ditumpangi Gideon mengalami kecelakaan, aku benar-benar tidak bisa memikirkan hal lain selain Gideo dan nasibnya. Gideon masih termasuk ke dalam daftar orang hilang dan jujur saja, aku masih berharap Gideon masih hidup dan akan menemuiku.

"Jadi, jantung kamu bisa berdetak karena aku mikirin kamu?" tanyaku.

Sekala tersenyum simpul sembari mengangguk. "Cukup biarkan saya terselip di otakmu. Jika terselip di hatimu saya akan lebih bahagia, seperti saat ini. Rasanya hangat."

Aku tersenyum malu-malu. Sekala kemudian meraih tanganku menggenggamnya dengan erat lalu menatap bola mataku itu. Mata kopi itu benar-benar indah, apalagi senyumnya yang manis. Sepertinya aku benar-benar jatuh.

"Teruslah seperti ini, jangan biarkan orang lain terselip di hatimu juga," ucapnya tanpa melepaskan pandangannya dari bola mataku.

"Memangnya kamu ada di hatiku?"

"Kalau saya enggak ada di hati kamu, rasanya tidak akan sehangat ini," sahutnya. "Mungkin aku akan terkena demam setelah ini."

Aku mendengus sebelum akhirnya mencubit lengannya gemas. "Kamu kepedean!"

Sekala terkekeh. "Ya sudah, kalau begitu saya menghilang lagi saja."

Sekala merenggangkan genggaman tangannya lalu berniat berjalan menjauh dariku, tapi akhirnya aku menahan tangannya. Menghalangi jalannya dengan mengerutkan bibirku manja. Aku tidak mau Sekala pergi lagi. Aku tidak mau Sekala menghilang lagi.

Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, jangan menghilang lagi."

"Kenapa?" tanya Sekala, seperti menggodaku.

"Karena kau tidak boleh pergi," jawabku asal. Rasanya pipiku memanas.

"Kenapa?" desak Sekala. Dia tersenyum jahil.

"Karena... karena kamu Sekala-ku, jadi kamu tidak boleh pergi jauh dariku," jawabku seraya menatapnya sendu. Aku benar-benar ingin dia tetap di sini, aku benar-benar ingin jantungnya tetap berdetak.

Sekala tersenyum lalu merengkuhku ke dalam pelukkannya. Dia mengecup puncak kepalaku dengan lembut. Rasanya senang. Aku bahagia malam itu. Mungkin itu adalah hari jadi kami, entahlah tapi dia tidak pernah menghilang lagi sejak hari itu.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang