Detak [8]

3.2K 583 11
                                    

Aku menatap Sekala heran. "Aku baru ketemu kamu dua minggu yang lalu dan kamu udah ngomong cinta?"

"Saya ketemu kamu sekitar lima ratus tahun yang lalu," jawab Sekala.

"Ngaco!" cibirku.

"Saya serius," ucapnya membela diri.

"Tapi kamu meragukan."

Aku segera berjalan menjauh darinya dan dengan wajahnya yang selalu ceria seperti biasa, dia mengejarku.

"Gayatri, tunggu!" seru Sekala.

Aku memperlambat langkahku. "Namaku Aluna, bukan Gayatri."

"Kamu tetap Gayatri bagi saya," sahut Sekala.

"Siapa Gayatri sebenernya sih? Kenapa kamu selalu manggil aku Gayatri?" tanyaku kesal.

"Gayatri itu mantan calon istri saya. Dia meninggal beberapa jam sebelum kami menikah," jawabnya dengan nada sendu. "Wajah kalian berdua itu sangat mirip, tetapi sifat kalian cukup berbeda."

"Jadi itu alasan kamu ngikutin aku mulu dan manggil aku Gayatri?"

Sekala mengerutkan bibirnya. "Sebenarnya lebih dari itu. Tugas saya saat ini adalah agar kamu menjadi milik saya."

"Kenapa?" tanyaku penasaran.

"Ya tidak harus jadi milik saya," ralatnya. "Jika kamu tidak bisa mencintai saya, tolong pikirkan saya, rindukan saya. Saya mohon, karena hanya dengan itu, jantung saya bisa berdetak dan saya bisa melihat kamu sepanjang hari."

"Kamu emang bener-bener mahluk ajaib," celetukku.

"Jika memang saya ajaib, kenapa saya tidak bisa mendapatkan kamu?" sahut Sekala. Membuat sudut hatiku terasa tersentil dengan ucapannya itu.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang