Detak [13]

2.9K 546 17
                                    

Sekala terkekeh. "Kamu cemburu?"

"Iya, aku cemburu. Aku enggak suka kamu menyebut namanya. Aku enggak suka kamu memanggilku pakai nama itu," sahutku terus terang dengan penuh kekesalan.

Sekala tersenyum. "Pantas rasanya hangat."

"Huh?"

Sekala menggeleng. "Tidak, bukan apa-apa."

"Sekala..."

"Ya?"

"Kenapa kamu ngilang tanpa kabar, tanpa jejak, rumah gelap kosong kaya rumah hantu gitu?" tanyaku memberondong. Jujur saja aku sangat ingin tahu jawabannya.

"Ada masalah dengan jantung saya, saya bisa muncul di hadapan kamu karena kamu merindukan saya," jelas Sekala. "Saya tidak kemana-mana. Saya hanya berdiam diri di rumah."

"Karena aku rindu?" Dahiku berkerut tipis.

Sekala menatapku. "Kamu lupa? Saya pernah bilang ke kamu. Jika kamu tidak bisa mencintai saya, tolong pikirkan saya, rindukan saya. Saya mohon, karena hanya dengan itu, jantung saya bisa berdetak dan saya bisa melihat kamu sepanjang hari."

Ah, iya. Aku teringat. Sekala pernah bilang kepadaku tentang hal itu.

"Sebulan yang lalu, kamu terus memikirkan Gideon dan perlahan suhu tubuh saya turun. Dada saya terasa semakin sakit setiap malam dan denyut jantung saya melemah setiap hati. Lalu akhirnya saya tidak bisa menemui kamu lagi. Saya pikir, saya mungkin akan kembali lagi kepenantian panjang saya tetapi perlahan suhu tubuh saya naik dan jantung saya kembali berdetak walau masih perlahan," jelas Sekala. "Kamu tahu, Aluna? Ketika kamu mencintai laki-laki lain, memikirkan laki-laki lain selain keluargamu, maka denyut jantung saya akan melemah. Suhu tubuh saya akan menurun dan jantung saya akan membeku perlahan. Itu adalah hal paling menyakitkan dalam hidup saya."

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang