Detak [16]

2.8K 486 6
                                    

Hari ini, tak seperti biasanya, Sekala tak mengantarku langsung pulang ke rumah. Dia justru membawaku ke sebuah tempat. Katanya dia ingin menemui sahabatnya. Ya, aku sempat berpikir dia tidak mempunyai teman atau siapapun karena pagi, siang, hingga malam dia selalu muncul di hadapannku. Lalu sepeda tua itu pun berhenti di dermaga sebuah pantai. Aku turun dari sana disusul dengan Sekala yang memasang penyangga sepeda. Tak ada orang lain selain kami berdua. Aku kira, sahabatnya itu akan menyusul tapi setelah beberapa lama menunggu, tidak ada satu orangpun yang datang.

Aku kemudian duduk di samping Sekala. Kami berdua duduk di ujung dermaga. Mata laki-laki itu terpejam seraya tersenyum kecil. Menikmati suara deburan ombak dan semilir angin laut yang membuat rambutnya yang agak panjang itu berterbangan.

"Sekala, mana sahabat kamu?" tanyaku penasaran karena sedari tadi tidak ada seorangpun yang datang.

"Ini sahabat saya," jawab Sekala tanpa membuka matanya. Membuatku menatap ke sana kemari tetapi tetap tidak ada orang di sana. Bulu kudukku pun berdiri. Apa yang dimaksud Sekala sebagai sahabatnya adalah mahluk tak kasat mata dan semacamnya?

Sekala membuka matanya dan menatapku. "Laut adalah sahabat saya, Aluna."

Aku menghela napasku lega. Bukan mahluk tak kasat mata rupanya, tetapi aku masih bingung. Laut adalah sahabatnya?

"Laut?" tanyaku heran.

Sekala mengangguk. "Dia yang menemani saya selama ratusan tahun. Dia yang merengkuh saya, dia yang menjaga saya selama saya menunggu kamu."

"Huh? Kamu nelayan? Ratusan tahun?" Aku semakin tidak mengerti.

Sekala terkekeh. "Terlalu panjang untuk saya ceritakan kepada kamu, Aluna. Singkatnya, setelah Gayatri tiada, saya harus menunggu kamu dalam jangka waktu yang lama dengan jantung saya sebagai jaminannya."

Aku menatap Sekala bingung. "Kenapa kamu harus nungguin aku?"

"Karena kamu adalah Gayatri kedua saya. Saya harus menemukan Gayatri yang lain agar saya bisa hidup secara normal," jawab Sekala.

"Gimana kalo aku enggak sama kamu?"

"Ya... saya harus mencari Gayatri yang lain lagi. Jantung saya akan membeku dan saya harus menunggu Gayatri yang lain lahir ke dunia ini dan akan terus begitu." Sekala melipat tangannya. "Kamu tahu, Aluna? Akhir-akhir ini firasat saya berkata buruk."

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang