"Kamu tau apa yg paling menyakitkan dari perpisahan? Menerima kenyataan bahwa kamu tidak pernah siap untuk kehilangannya"
~Aisyah
Happy Reading💗
**
Aisyah membanting tas kecil berwarna putihnya di sofa dan membaringkan tubuhnya lemas di tempat tidurnya setelah pulang dari rumah sakit tersebut. Saat itu perasaan nya sangat bercampur aduk entah kenapa ia merasa terpukul melihat Ari yang sedang mengalami koma padahal selama ini ia tidak pernah memperdulikannya semua usaha-usaha yang dilakukan Ari untuk mendekatinya selama ini tidak pernah merubah perasaannya sedikitpun namun saat melihat orang yang memperjuangkan nya kini sedang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit ia merasa sangat terpukul. Apa ini tandanya ia sudah mulai jatuh cinta pada Ari?
"Ini semua salah gue!" Rengek Aisyah air matanya pun mengalir deras tak henti-hentinya di pipi kecilnya itu
Mauren mengelus rambut panjang Aisyah dengan lembut "Ini bukan salah lo Syah! Lo jangan nyalahin diri lo sendiri kaya gini dong!"
Aisyah menggelengkan kepalanya "Ini salah gue Ren coba aja waktu itu gue gk pingsan pasti gk akan terjadi apa-apa sama Ari sekarang!"
"Syah ini bukan salah lo, gue yakin yang ngelakuin ini tuh kak Rizki karna emang kak Rizki itu benci sama Ari jadi wajar kalo dia selalu buat masalah sama Ari jadi ini semua bukan salah lo Syah!" Seru Mauren sambil mengelus-elus pundak Aisyah dan mencoba menenangkan nya
Skip
Senin pagi Aisyah bersiap-siap untuk ke sekolah namun entah kenapa seperti ada sesuatu yang hilang pada pagi hari itu. Ia mengambil ponselnya yang sejak kemarn terletak di meja make up lalu mengecek sosial media nya mulai dari BBM, WA, INSTAGRAM, dan LINE nya biasanya sebelum ia sampai ke sekolah ada seseorang yang tak pernah bosan mengingatkan nya untuk sarapan ada seseorang yang tak pernah bosan mengingatkan nya untuk berhati-hati saat ingin berangkat ke sekolah dan ada seseorang yang ber spam chat di semua akun sosial medianya. Perasaannya berubah drastis saat Ari yang selalu membuatnya jengkel dan naik darah itu kini sedang terbaring lemas tak berdaya di atas kasur rumah sakit melewati saat-saat perjuangan hidupnya antara hidup dan mati. Perasaannya begitu aneh ia yang selama ini cuek dan tidak perduli apa pun tentang nya kini rasa itu telah hilang dalam sekejap hatinya begitu terpukul ia sangat kehilangan orang yang selama ini selalu berjuang untuk kebahagiaan nya dan tidak sama sekali memikirkan nyawa sendiri betapa bodohnya ia selama ini telah menyia-nyiakan perjuangan Ari yang begitu tidak mudah untuk mendapatkan dirinya.
Ri gue kangen lo. Batin nya sambil menatap layar handphonenya air matanya pun tak henti-hentinya mengalir deras di pipinya membayangkan orang yang sedang berjuang untuk bertahan hidup di atas kasur rumah sakit.
"Syah lo kenapa kok nangis?"
"G-gue gpp kok." Jawab Aisyah sambil mencoba menutupi kesedihannya itu
Mauren memegang pundak Aisyah dengan kedua tangannya "Lo gk bisa bohongin gue Syah, gue itu sahabat lo gue tau lo pasti sedih kan ngeliat Ari lagi koma."
Aisyah memukul dirinya sendiri sambil menangis tak kuasa menahan air matanya "GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI! GUE BENCI! GUE BENCI!!!"
Mauren pun mencoba menenangkan Aisyah "Aisyah lo gk boleh kaya gini Syah kalo Ari tau lo nangis kaya gini dia pasti sedih banget udah ya lo gk boleh nangis nangisan lagi gue gk mau ngeliat lo menderita kaya gini Syah!"
"KENAPA GUE JAHAT BANGET SAMA ARI! PADAHAL SELAMA INI DIA SELALU BERUSAHA BUAT BIKIN GUE BAHAGIA! GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI REN GUE BENCI!!!" Teriak Aisyah air matanya semakin deras mengguyuri pipi nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bertahan & Melepaskan [ ON EDITING ]
Fiksi Penggemar"Hatiku hanyalah untukmu. Tapi aku tak pernah tau apakah aku berarti di hatimu?" #277 dalam fanfiction ( 29-10-2017 )