20.

1.1K 144 3
                                    

"Jadi jisung hyung melihatmu?" Tanya jaehwan, pemuda itu membawa sebuah nampan berisi cemilan dan minuman, kini daniel tengah berada di kediaman jaehwan.

"Ya, dia melihatku dann berlari ketakutan, jaehwan-ah apakah aku benar-benar sudah mati?" Daniel menatap teman sebayanya tersebut penuh harap.

"Aku dengar semua kabar tentangmu, tentang kecelakaan itu,kau yg di rawat di runah sakit,dan kau yang meninggal dan di kremasi pada hari itu, aku datang ke acara pemakamanmu, itu tak jauh dari runah sakit muji. Saat itu hujan deras, aku pun melihat ayahmu begitu terpukul, dengan luka di tubuhnya, ia yang duduk di kursi pun terus meracu dan mencoba meraihmu yabg tengah di kremasi." Jelas jaehwan, daniel diam, ia sungguh tak mengerti mengapa ini bisa terjadi padanya.

"Aku sepertinya sudah meninggal" ujarnya lemas,ia menyandarkan tubuhnya ke arah sofa.

"Lalu mengapa kau bisa hidup lagi? Ani–maksudku kau bisa nampak seperti manusia lagi?ceritakan padaku dengan jelas, kau tak cukup jelas ceritakan hal ini ketika di cafe tadi" ucap jaehwan.

Dan danielpun menceritakan semua yg terjadi padanya,termasuk tentang batu permata tersebut.

"Aku mengerti, jadi berkat batu ini, kau bisa seperti manusia?" Ujar jaehwan, daniel hanya mengangguk.

"Ah aku mengerti—"

Ting tong

Bel rumah jaehwan berbunyi, ia segera menghampiri pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

"Eo? Hyung!" Jaehwan memeluk pemuda di hadapannya ia sangat merindukan sosok pemuda ini, sang pemuda tersebut hanya tersenyum dan membalas pelukannya.

"Eorimaniya jaehwan-i" senyum mengembang di bibir pemuda itu, jaehwan mengajaknya masuk kedalam rumah dan pemuda itu menatap pemuda lain di ruang tamu milik adiknya tersebut–jaehwan.

"Nugu–" ucapannya tergantung, jaehwan tersenyum ke arah sang kakak dan menepuk pundaknya.

"Daniel, kang daniel"jelas jaehwan, sang kakak tercekat, nafasnya berhenti di kerongkongannya.

"Eoh? Sanggyun hyung, eorimaniya?" Senyum manis terpapar jelas di wajah daniel saat mengetahui sanggyun–kakak jaehwan– baru saja tiba dari Swiss.

"D-daniel?" Ujarnya tergagap, ia menatap pemuda bernama daniel tersebut hingga kakinya terasa lemas, ia jatuh terduduk dan merunduk dalam diam.

"Tidak–tidak mungkin!" Ia bangkit dan mencengkram kerah daniel

"Yak hyung!" Jaehwan mencoba menahan kakaknya untuk tidak menyakiti daniel.

"W-waegeurae hyung! Geumanharago!" Teriak jaehwan, daniel yg masih di bawah cengkraman kerah sanggyun hanya dapat diam, ia paham mengapa sanggyun melakukan ini.

"Neo–seharusnya kau sudah mati! Mengapa kau masih disini hah!" Daniel diam, jaehwan masih mencoba melerai sang kakak dan sahabatnya itu untuk tidak bertengkar.

"Mianhae–tapi hyung, bisakah kita bicara dengan kepala dingin?" Ujar daniel pelan,ia tak sannggup menatap sanggyun.

"Kau fikir aku akan membiarkanmu eoh? Kau fikir aku akan memaafkanmu?!" Ia kembali nebguatkan cengkramannya dan melemparnya hingga daniel jatuh tersungkur.

"Hyung! geumanhaera! Kau hanya salah faham dengan daniel!"ujar jaehwan.

"Salah faham katamu?"sanggyun menatap sang adik tak percaya, ia bahkan mengusap wajahnya kesal.

"Ia yang telah membuat mirae menangis sehari sebelum ia meninggal! Dan setelah ia meninggal, mirae bunuh diri karena ia mencintai pria bodoh ini!" Sanggyun tersulut emosi, ia menatap daniel sengit dan ia menariknya kembali.

Ghost ; Kang Daniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang