25

1K 149 8
                                    


Daniel tiba-tiba merasakan dadanya sesak, ia memegang dadanya yang berdenyut nyeri tersebut.

"akh!" ia terjatuh ,namu  ia bangkit kembali dan mencoba berjalan menuju pintu kuning di ujung ruang tamu ini


"ckck, percuma kau tidak akan selamat kang daniel" 

suara mengerikan itu memasuki rongga telingganya dan ia kembali bangkit , tertatih dan mencoba menuju ke uangan tersebut,



kemudian semuanya gelap saat tangannya berhasil menyentuh tubuh jisung dengan pisau di tangannya.




-




semilir angin menerpa kulit dinginnya, menyisihkan anak rambut yang kini mulai menerpa wajahnya.


"jinah?" seru seseorang di sampingnya.


"hm?"


"kau masih memikirkannya?" pemuda di sampingnya mengusap rambut jinah lembut dan membawanya kedalam dekapan hangatnya.


"oppa, apakah daniel akan baik-baik saja di surga nanti?" ia mendongak menatap wajah seongwoo,sang kakak.


"aku rasa, sebaiknya kau masuk dan istirahat karena ngin disini kurang bersahabat dengan tubuhmu" ia memapah tubuh jinah dan mulai masuk kedalam rumah.



hembusan angin kian kuat dan menyebabkan deruan daun yang bergesekan.


"sepertinya akan ada huja badai, lebih baik kita tidur di ruang tengah karena kamarmu pasti akan kebocoran hahaha" ujar seongwoo,


 dan jinah ikut tertawa, ia mengiyakan ajakan kakaknya tersebut dan mulai merebah tubuhnya di karpet berbulu tebal dengan bantal yang sudah ada disana, seongwoo kembali dari kamarnya membawa beberapa bantal dan selimut tambahan.


 petir menyambar begitu keras sehingga jinah merekatkan pelukannya pada bantal guling kesayangannya untuk meredam rasa takutnya,



sudah 1 tahun setelah kepergian daniel, jinah kini sering jatuh sakit akibat ia mengalami peradangan yg serius di perutnya karena kejadian di tahun lalu yang membuatnya mengalami tekanan kuat dan sehingga ia sulit untuk menerima makanan kecuali makanan yg di anjurkan dokter.



ia masih ingat betul ketika tubuh danil terhempas di lantai dingin rumah itu dan jisung yang menendangi tubuhnya dengan keras, membuatnya terhempas ke arah lain, kemudian batu permata ajaib yang daniel bilang ajaib itu menggelinding ke arah jinah, 


ia meraihya dan memasukan batu tersebut ke saku jaketnya dan tubuhnya melemah, ketika ia terbangun dari tidur panjangnya ia sudah berada di rumah sakit dan tidak tau kejadian apa yang selanjutnya terjadi di rumah tersebut, kakaknya bilang, rumah itu kini sudah di jual dan pemiliknya pindah ke kanada.




pilu rasanya ketika ia mencoba memanggil daniel yang biasanya tiba-tiba ada di sampingnya ,kini hanya bayangan masalalunya yang pahit, trauma akibat kejadian itu terus terulang.


ia mengambil batu di sakunya, memandangnya sebentar, mengingat kembali bayangan daniel di masalalu.


senyumnya

smirknya

jahilnya

wajah menakutkannya kala serius

tangisnya

tatapan tulusnya


semuanya ia ingat.





"kang daniel, aku harap kau kembali.." dan ia memasuki alam mimpi.




hujan malam itu benar-benar membawa badai besar hingga beberapa rumah mengalami kerusakan akibat tiupan angin yang kencang.





ttukk ttukk

ttukk ttukk

ttukk ttukk


jinah menatap bulir air yg menetes dari atas gentengnya , ia mengambil ember dan menampung airnya di dalam ember tersebut.



"oppa, apakah rumah kita tidak akan terkena badai itu?"


"sepertinya sebentar lagi rumah kita akan terbang bersama angin, hahaha"


jinahpun tertawa mendengar candaan kakknya tersebut.

dan ketukan pintu membuat keduanya berhenti tertawa.


"iya sebentar.."ujar seongwoo dan mulai membuka pintunya.







"kau?"




"hyung,biarkan aku masuk, di luar dingin dan aku kehujanan"











tbc

Ghost ; Kang Daniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang