27.

887 109 8
                                    

Tak butuh waktu lama untuk jinah sembuh dari keterpurukannya, ia mulai menjadi jinah yang dulu, namun tidak dengan pekerjaannya.

"Mianhae nuna-ya, seonho takut keadaan nuna semakin parah, nuna boleh berkunjung ke cafe ini dan aku akan menyuruh jinyoung hyung membuatkanmu latte dan cake" ujar bocah 17th di hadapannya itu, jinah hanya mengangguk, matanya ikut tersenyum kala bibir itu terangkat bersatu.

"Gwaenhana seonho-ya, nuna juga ingin berpamitan, nuna akan pindah kkk~" ujarnya, mata seonho membulat,

"Jinjjayo?!" Pekik seonho ,mebuat pemuda yabg tengah mendengarkan di balik eja kasir terdiam memperhatikan keduanya.

"Ne! Aku akan ke busan, tinggal bersama daniel, menurutnya aku harus kesana dan hidup bersamanya kkk dan aku sudah resmi berpacaran!" Ujar jinah antusias, wajahnya berseri dan matanya berbinar ,benar-benar jinah yang dulu ia kenal.

'jinah-ya bahkan kau tak menganggapku setelah kejadian besar itu, bahkan kau tak menoleh sedikitpun ketika aku menjengukmu, yang di fikiranmu hanya daniel daniel daniel'-bae jinyoung.

-

"Sudah siap semua?" Ujar pemuda yang kini menaruh koper besar ke dalam mobil merah yang terparkir rapi di depan rumah kecil itu.

"Sudah! Ayo kita berangkat! Oppa bilang, ia akan menyusul setelah pekerjaannya selesai~"jinahpun menggandeng lengan daniel, daniel tersenyum dan mengusak rambut jinah.

"Okey okey, oh iya apakah kau sudah berpamitan?"

Jinah mengangguk mantap.

"Dengan jinyoung?"seketika ekspresinya berubah.

'oh iya, jinyoung' pikirnya

"Aku akan ke rumah jinyoung sekarang, antar aku kesana ya?"ujar jinah, danielpun tersenyum mengiyakan.

-

Sesampainya di kediaman keluarga bae, jinah memutuskan untuk masuk kedalam sendirian, karena ia tau jinyoung pasti di dalam.

"Jinyoung-ah"

Pintu itu di ketuknya 2x
Dan munculah pemuda jangkung yang kini tengah menatap jinah kaget.

"N-nuna?"

"Hehe aku kesini untuk berpamitan denganmu"

"Tidak bisakah kau masuk dulu dan nikmati coklat panas seperti yang biasa kita lakukan dulu?" Ujar jinyoung, jinah menggeleng.

"Aniya jinyoung-ah, aku kesini untuk berpamitan, mungkin untuk waktu yang lama, aku akan pindah ke busan, kau harus jaga dirimu sendiri ya?" Tutur kata jjinah membuatnya merasa sakit, hatinya terluka,cintanya pergi...

Air mata itu membasahi pipi pemuda 19th itu, ia menatap mata jinah dengan nanar kemudian memeluknya.

"Nuna, mianhae...mianhae karena aku tidak pernah mengungapkan perasaanku hingga kau kini bersama yang lain" isaknya oecah di punggung gadis muda itu, jinah hanya terdiam dan mengusap punggung jinyoung.

"Ani-ya, kau akan menemukan seseorang yg lebih baik dariku nanti... Jinyoung-ah ,percayalah padaku, jangan menangis..."jinah mengusap air mata yg keluar dari kedua mata jinyoung. Ia tersenyum menyemangati.

"Sesekali kau harus berkunjungbke busan! Dan akan kutunjukan hal hal indah disana~ sudah ya aku pergi dulu...bye byee~ " gadis itu melambaikan tangannya sembari meninggalkan kediaman itu, sepi dan dingin.

Itu yg jinah rasakan.

Ia tau jinyoung sendirian, kedua orang tuanya telah meninggal, dan ia tau jika jinyoung menyukainya namun ia menahannya dan bertinak tidak tau apa-apa.


-


"Mengapa kau memeluk pemuda kecil itu?"

"E-eh?"

"Aku tidak suka"

"Kkkk kau ini tidak berubah!"

"Pokoknya kau ini milikku ya!"

"Iya iya~"

"Bagus"














End.























Tapi boong wkwkwkwkwkek



Ghost ; Kang Daniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang