Hati-hati typo bertebaran di mana-mana
***
Hari pengumuman hasil kelulusan kelas dua belas telah tiba. Seluruh siswa-siswi kelas dua belas merasakan gugup dan berdebar-debar menunggu hasil kelulusan mereka kali ini. Tapi tidak seperti Prilly, bahkan ia sama sekali tak peduli jika nantinya nilainya tak sesuai harapannya yang penting ia lulus.
Dua minggu menunggu hasil kelulusan, dua minggu Prilly tak bertemu dengan Ali dan dua minggu Prilly selalu berdiam diri bahkan ia selalu menyendiri. Dan seperti saat ini, Prilly lebih suka menyendiri di kelasnya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Berkali-kali ia menghembuskn napasnya kasar. Apakah Ali akan datang untuk melihat nilai ujian nasionalnya atau hanya sekedar mendengar pengumumannya kelulusannya? Dan jika Ali datang, apakah Ali mau bertemu dengannya walau hanya lima menit?.
Suara panggilan untuk para kelas dua belas berkumpul di lapangan dari pengeras suara membuat Prilly terpaksa harus ikut berkumpul di lapangan. Ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke lapangan. Di lapangan, sudah ramai oleh siswa-siswi kelas dua belas yang berbaris sesuai kelas mereka masing-masing. Prilly mengambil bagian paling belakang di barisan kelasnya.
Di hadapan mereka semua sudah ada Kepala Sekolah— Pak Fahmi dan juga beberapa guru yaitu Bu Nisa, Bu Hasna, Pak Hasan, dan Juga Bu Dina. Pak Fahmi selaku Kepala Sekolah di SMA Taruna Negara mulai membuka suara dengan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatu...."
"Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatu...." serempak siswa dan siswi kelas dua belas menjawab salam dari Pak Fahmi.
"syukur Alhamdullah, hari ini kita semua masih diberikan kesehatan sehungga kita semua dapat berkumpul di sekolah yang kita cintai ini. Ok langsung saja, Bapak akan membacakan nama-nama yang lulus sekolah tahun ini." Pak Fahmi memberi jeda beberapa detik, lalu ia membuka kertas yang terlipat, memperbaiki letak pengeras suara. Pak Fahmi pun berdeham kemudian kembali membuka suaranya.
"Dan kelulusan di SMA Taruna Negara pada tahun ajaran ini semuanya lulus seratus persen."
Mendengar itu semuanya bersorak gembira termasuk Prilly. Perjuangannya selama tiga tahun ini ternyata tak sia-sia dan pada akhirnya ia lulus di SMA Taruna Negara dan mulai sekarang ia telah menjadi alumni di SMA Taruna Negara.
***
Ali mencari-cari keberadaan Prilly di sekitar sekolahnya. Tadi setelah ia ke ruang Kepala Sekolah, Prilla dan juga kedua sahabat Prilly menghampirinya dan mengatakan bahwa sejak dua minggu yang lalu Prilly selalu mencarinya. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk pamit pada Prilly, begitulah pikir Ali. Langkah kakinya terhenti saat melihat seseorang duduk di bangku taman sekolah, Ali tahu itu adalah Prilly. Tanpa pikir panjang lagi ia menghampiri Prilly yang sedang duduk sambil menatap lurua ke depan.
"Prilly?" Prilly terlonjak kaget mendengar suara yang sangat familier di indra pendengarannya.
Itu suara Ali. Seseorang yang ia cari selama ini di sekolah. Prilly pun menoleh menatap Ali yang tengah tersenyum manis padanya.
"Ali..." lirih Prilly tak percaya. Pasalnya sudah dua minggu ini ia tak melihat Ali yang katanya pulang ke kota asal Ibunya untuk melanjutkan pendidikan di sana.
Ali melangkah, memilih duduk tepat di samping Prilly. Tiba-tiba saja suasana di antara mereka berdua jadi canggung, tak ada yang mengeluarkan suara semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Ali yang sibuk merangkai kata sementara Prilly sibuk memgumpulkan nyali untuk bertanya pada Ali perihal novel pemberian Ali dengan terdapat secarik kertas di setiap bagiannya yang berisikan puisi atau kalimat semacamnya.
"aku mau ngomong sama kamu." Tutur Ali.
Mendengar Ali mengeluarka suaranya tiba-tiba Prilly merasakan suhu badannya menjadi panas dingin. Ia meremas jari-jari tangannya kirinya yang sudah berkeringat dingin akibat gugup. Bahkan ini yang kedua kalinya Prilly merasa guguo di dekat Ali setelah pertemuan pertama mereka waktu di acara promnight.
"mau ngomong apa?" tanya Prilly.
"aku cinta sama kamu." Ujar Ali.
Prilly mengerjapkan matanya berkali-kali seolah tak percaya dengan pernyataan Ali. ia berdeham untuk mengurangi rasa gugupnya di hadapan Ali.
"Ali?" Desis Prilly yang masih didengar oleh Ali.
"kenapa?" tanya Ali, "aku tahu kok kamu udah gak ada lagi perasaan apa-apa sama aku, aku hanya mau ngungkapin semuanya perasaan aku yang selama ini aku pendam buat kamu." Imbuhnya lagi sebelum menunggu jawaban dari Prilly.
"kamu ngomong apa sih Li?," Prilly menaikkan sebelah alisnya tak mengerti bahkan Ali tak mau bertanya bagaimana dengan perasaannya, apakah masih mencintainya atau tidak? Melainkan langsung menyimpulkan bahwa Prilly sudah tak mencintainya.
"aku belum juga jawab pertanyaan kamu tapi kamu udah lanjut lagi ngomongnya." Kata Prilly lembut.
Ali menunduk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal, salah tingkah.
"aku juga cinta sama kamu." Ucap Prillu tiba-tiba.
Ali mendongak menatap wajah Prilly dalam-dalam tak percaya dengan pernyataan Prilly bahwa Prilly juga mencintainya. Cintanya tak bertepuk sebelah tangan, Prilly juga mencintainya. Tatapan mata Ali sama sekali tak berpindah pada Prilly lalu pandangan matanya jatuh pada bibir tipia Prilly yang merah alami itu. Ali memiringkan wajahnya sedikit lalu mendekatkan wajahnya pelan.
"mau apa?," tanya Prilly ketika melihat wajah Ali yang mendekat ke wajahnya. Ia juga memundurkan wajahnya ketika wajah Ali mendekat.
"mau cium." Sahut Ali santai.
"cob aja kalau berani!" tantang Prilly.
Ali menyeringai.
sedetik kemudian...
Cup...
Prilly melebarkan matanya tak percaya saat Ali mencium bibirnya singkat, ternyata Ali betul tak main-main bahkan dengan beraninya ia mencium Prilly di area sekolah dan itu tepat di bibir. Ia bergeming, serasa tubuhnya lemas. Setekahnya Prilly baru sadar bahwa Ali, pria pujaan hatinya telah mengambil first kissnya. Prilly tak marah justru ia senang ternyata first kissnya ada pada pujaan hatinya. Dan beberapa detik kemudian Prilly barua sadah jika Ali telah lari menjauh darinya.
"ALIIII... awas kamu ya!" pekik Prilly.
Ia mengejar Ali hingga terjadilah aksi kejar-kejaran di antara mereka berdua.
Ternyata bahagia itu sesederhana ini, gak perlu cowok ganteng asal bis bikin kita senang. Batin Prilly tersenyum senang dengan masih terus mengejar Ali.
END
***
Akhirnya selesai juga, buat extra partnya sabar yaaa.... aku lagi mikirin gimana extra part nanti....😃😃😃
See you.... jgn lupa baca cerita aku yang lain😉😉
Satu lagi jgn lupa vote dan coment guys

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cupu Pujaan Hati
FanfictionCinta tak memandang fisik dan sosial. Begitu juga dengan Prilly, gadis yang banyak ditakuti oleh orang-orang di sekolah mereka, mencintai seorang pria cupu multitalen. Namun karena rasa gengsinya ,membuat Prilly terpaksa harus membully Ali dengan al...