Seminggu sudah cukup bagi Prilly dan Prilla berduka atas kepergian Papa mereka, kini saatnya mereka mengikhlaskan kepergian Papa mereka. Sarapan pagi kali ini anggota keluarga mereka berkurang satu dan bertambah satu namun sebentar lagi akan bertambah lagi satu yaitu calon istri Afif—kakak mereka. Berkurang karena Papa mereka sudah tak ada dan bertambah karena ada kakak mereka dan calon istrinya. Afif dan juga calon istrinya yang sebulan lagi mereka akan menikah. Calon istri Afif bernama Nina.Awal Afif memperkenalkan Nina membuat Abi tak suka, ia malah pergi menjauh karena menurutnya bahwa Uminya lah yang the best. Prilly mengerti dengan perasaan Abi maka dari itu ia selalu menemani Abi yang terus menyendiri di kamarnya. Tiba-tiba Abi beranjak dari duduknya meninggalkan ruang makan dengan orang-orang yang melihatnya tak percaya. Abi tak biasanya seperti itu, biasanya jika ia yang lebih dulu selesai makan ia akan menunggu semua selesai makan baru Abi akan ke dalam kamarnya. Tapi kali ini berbeda, bahkan makanannya pun sama sekali tak habis atau bisa dibilang hanya di sentuh beberapa suap saja oleh Abi.
Prilly juga ikut bangkit, sebelumnya ia pamit pada semua orang yang ada di ruang makan bahwa ia akan menyusul Abi. Sejujurnya Prilly juga tak suka dengan sikap kakaknya yang tiba-tiba ambil keputusan tanpa harus bertanya dulu pada mereka. Tapi mau diapa lagi. Kakaknya dan Nina saling mencintai, tak mungkin ia menyuruh kakaknya membatalkan pernikahan mereka.Sesampainya di depan kamar Abi, Prilly mengetuk pintu kamar Abi berkali-kali akan tetapi sama sekali tak mendapatkan respon dari Abi. Apa Abi juga tak mau bicara padanya karena ia menerima keputusan Abanya Abi?. Prilly menghela napasnya pendek lalu menghembuskan napasnya panjang.
"Abi ini Mbak, tolong buka pintunya! Mbak Prilly mau ngomong sama kamu!" pinta Prilly.
Masih tak ada perubahan, Abi tak membuka pintu kamarnya.
"kalau Abi gak buka pintunya jangan harap Mbak mau ngomong lagi sama kamu." Ancam Prilly dan tak lama kenop pintu berputar bertanda bahwa Abi akan membuka pintunya.
Abi muncul dari balik pintu kamarnya, Prilly membuka lebar-lebar pintu kamar Abi lalu ia masuk ke dalam dan duduk di atas meja belajar Abi. Sementara Abi, ia masih tetap di depan pintu yang masih terbuka sambil memegang kenop pintu tanpa berbalik badan.
"Mbak tahu kalau Abi gak setuju sama Aba kamu yang akan menikah lagi," Prilly tersenyum, "Jujur aja, Mbak Prilly juga gak setuju kalau Aba kamu menikah lagi." Imbuh Prilly.
Abi yang masih setiap berdiri di depan pintu pun mendongak saat mendengar pernyataan Prilly kemudian ia berbalik badan menatap Prilly tak percaya.
"Tutup pintunya Bi, nanti banyak yang dengar kita bicara."
Mendengar Prilly menyuruhnya menutup pintu, Abi pun menutup pintu tapi ia masih setia berdiri di depan pintu kamarnya. Prilly bangkit, mendekati Abi. Ia memegang kedua bahu Abi lalu meremasnya lembut.
"tapi Mbak Prilly tahu, Abanya Abi itu butuh seseorang yang damping hidupnya biar ada yang merawatnya di hari tuanya nanti. Kalau Aba sakit gimana? Siapa yang rawat? Abi mau rawat Abanya Abi sampai sembuh sedangkan Abi saja sibuk sama sekolah, gak bisa masak, emang Abi mau mau masakin Aba apa nantinya kalau Aba sakit? Batu?." Prilly mencoba memberi Abi pengertian agar mau menerima Nina sebagai Ibu tirinya dan istri Abanya.
"tapi Oma tinggal sendiri gak ada niatan mau nikah lagi, kenapa Aba ada niatan mau nikah lagi? Sedangkan Umi gak pergi sama kayak Opa."
Prilly tersenyum lembut pada Abi, ia mengelus-elus dengan sayang puncak kepala Abi. "Oma kan gak sendiri, ada Mbak Prilly sama Kak Prilla yang sama Oma," sahut Prilly.
"kan ada Abi, Mbak."
"Abi dengar baik-baik gak tadi perkataan Mbak Prilly." Abi mengangguk.
"Aba butuh seseorang yang mendampingnya biar ada yang merawatnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cupu Pujaan Hati
Hayran KurguCinta tak memandang fisik dan sosial. Begitu juga dengan Prilly, gadis yang banyak ditakuti oleh orang-orang di sekolah mereka, mencintai seorang pria cupu multitalen. Namun karena rasa gengsinya ,membuat Prilly terpaksa harus membully Ali dengan al...