Four

20K 1.2K 13
                                    

Btw, mohon maaf sebelumnya. Sebelum author upload story ini, author udah nulis sampe beberapa part. Dan di part yg udah author tulis itu NAMANYA BUKAN "Galeno" dan "Azela". Dan di pertengahan ngetik, author ubah namanya jadi "Galeno" dan "Azela. Jadi kalo ada typo nama, tolong komentar dan kasih tau bagian mana yg typo. Thank you :)

   Pagi hari di SMA Tunas Bangsa, Azela  dengan kedua temannya, Kinara dan Ale, berjalan melewati koridor sekolah. Melihat warna rambut Azela dan Kinara yang berbeda, semua murid sudah biasa saja. Karena, Azela dan Kinara memang terkenal dengan kenakalannya. Yang mereka herankan, mengapa Ale yang termasuk murid baik bisa berteman dengan Azela dan Kinara yang sangat nakal.

"Ra, duduknya tukeran dong! Gue mau dipojok," pinta Azela kepada Kinara.

"Yaudah," ucap Kinara.

Dengan senang hati, Azela memindahkan tasnya ke bangku pojok alias di dekat tembok. Azela memang duduk dengan Kinara, sedangkan Ale duduk dibelakang mereka sendirian. Ale memang tidak mau duduk berdua, kecuali dengan Azela atau Kinara, karena Ale memang tidak mudah bergaul dengan teman-teman yang lainnya.

"Woi!" Seru seseorang sambil menggebrak meja Azela dan Kinara. Kinara yang sedang memakan bekal nasi gorengnya itupun sampai tersedak.

"Apa sih nyet?! Uhuk! Uhuk!" Seru Kinara sambil meminum air yang dibawanya dari rumah.

"Kayaknya kita bakal dimarahin ketos lagi, Ra," kata Azela.

Ya, orang itu adalah Aland, ketua osis di SMA Tunas Bangsa.

"Kalian sadar gak sih?! Ini tuh disekolah! Dan sekolah juga punya peraturan! Kalian gak boleh ngewarnain rambut kalian jadi warna pink kayak gitu!" Seru Aland sambil menunjuk rambut Azela dan Kinara.

"Ooh.. masalah rambut, toh..," ucap Azela sambil mengangguk-angguk dengan santainya.

"Az, kayaknya, kita perlu ganti warna rambut lagi deh! Soalnya kan kata Aland ketua osis yang tegas ini, kita gak boleh ngewarnain rambut kita jadi warna pink. Berarti, kalo kita ngewarnain rambut warna biru, boleh kan ya?" Ujar Kinara sambil tersenyum lebar dan merangkul Azela.

"Yoi!" Jawab Azela.

"Ck, maksud gue, kalian gak boleh warnain rambut kalian!" Seru Aland sambil berdecak kesal.

"Kalo gue maunya warnain rambut, gimana?" Kata Azela dengan nada menantang.

"Kayaknya gue gak perlu lapor BK deh, pasti guru BK juga pada tau sama warna rambut kalian sebelum gue kasih tau," ucap Aland.

"Yaudah, kalo lo lapor ke BK juga gue gak takut. Kalo kata guru agama sih, kita gak boleh takut sama siapa-siapa kecuali tuhan," balas Azela lagi.

"Lo emang gak harus takut sama guru BK, tapi lo harusnya patuh sama peraturan sekolah dan sopan sama guru-guru disekolah termasuk guru BK!"

"Menurut gue, gue udah sopan kok sama guru-guru disekolah,"

"Kan itu menurut lo,"

"Udah sana, gue lagi gak mau ribut sama lo! Lo laporin aja sana gue ke BK, gak takut!" Seru Azela sambil mengibaskan tangannya mengusir Aland untuk pergi.

"Gue cuma mau kasih tau, kita udah kelas 11. Penyaringan untuk naik ke kelas 12 semakin ketat, emang kalian gak takut kalo gak naik kelas? Lagipula, kalian itu naik dari kelas 10 ke kelas 11 aja naik bersyarat," kata Aland.

"Iya iya, kita paham kok. Udah sana! Lagipula, kita naik kelas atau enggak juga itu bukan urusan lo!" Seru Kinara.

   Akhirnya, Aland pun hanya menggeram kesal dan pergi ke kelasnya meninggalkan Azela, Kinara, dan juga Ale. Ya, Aland memang bukan murid di kelas 11 IPA C, tetapi Aland murid di kelas 11 IPA A. Ia memang sengaja mendatangi Azela dan Kinara untuk menegur mereka.

The popunior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang