"Gue cuma bahan taruhan lo sama temen-temen lo, kan?"
"M-maksud lo apa?" Tanya Galeno sambil mengernyitkan keningnya.
"Udah-lah. Lupain," ucap Bella sambil mengalihkan pandangannya dari Galeno.
Galeno menarik tubuh Bella agar menghadap kepadanya.
"Jelasin," ujar Galeno dengan tatapan tajam nya.
"Jelasin apa? Bukannya elo yang harus jelasin ke gue?"
Bukannya menjawab, Galeno malah mengernyitkan kening-nya (lagi).
Bella terlihat menghembuskan nafas sebelum melanjutkan ucapannya."Awalnya, gue seneng karna cowok yang gue suka tiba-tiba ngedeketin gue. Gue sampe rela dibenci sama kakak tiri gue sendiri karna elo. Lo tau gak? Karna lo, Kak Azela jadi benci sama gue. Disatu sisi, gue pengen banget menjauh dari lo supaya Kak Azela gak benci sama gue lagi. Tapi.. gue gak bisa lakuin itu, gue udah terlanjur sayang sama lo. Dan ternyata, gue terlalu bego karna dibutakan perasaan sayang gue sama lo. Gue gak sadar gue cuma dijadiin bahan taruhan sama lo. Gue kira, lo bener-bener tulus ngedeketin gue. Ternyata, cuma dijadiin bahan taruhan," ucap Bella dengan tatapan mata yang tidak dapat menyembunyikan rasa sedih-nya. Bahkan sedikit lagi air mata-nya akan terjatuh.
Galeno pun langsung tegang mendengar ucapan Bella. "Jangan marah dulu. Gue minta maaf, temen-temen gue maksa gue buat nembak lo dan jadiin lo sebagai pacar. Gue gak pernah suka sama perempuan mana-pun, dan temen-temen gue anggep gue itu homo. Mereka tantang gue untuk nembak lo buat membuktikan kalo gue itu gak homo,"
Bella meneteskan air mata nya membuat Galeno semakin merasa bersalah.
"Kenapa harus gue, Gal..? Gue punya salah sama lo sampe lo jadiin gue taruhan?" Ucap Bella dengan sedikit terisak. Mungkin, ini patah hati yang paling menyakitkan perasaannya.
"Temen-temen gue kasih dua pilihan. Yaitu lo, dan Azela. Gue gak mau pilih Azela karna dia terlalu agresif, dan gue gak suka itu."
Bella semakin terisak, ia tidak mampu berdiri lagi. Ia ber-lutut dan menutup wajah nya dengan kedua tangannya.
"Gue minta maaf," ujar Galeno sembari ikut ber-lutut didepan Bella.
Bella tidak menjawab ucapan Galeno. Ia terus menangis. Hingga sekitar 5 menit kemudian, tangis nya sudah reda dan ia pun bangkit berdiri.
"Gue minta maaf," ulang Galeno lagi.
"Gak usah dipikirin, gue pulang dulu," kata Bella sambil tersenyum paksa.
Lalu, ia membalikkan tubuh nya berjalan menjauhi Galeno.
"Oh iya," gumam Bella tiba-tiba sambil menghadap Galeno kembali.
"Lo gak perlu tau gue tau ini dari mana. Gue cuma mau kasih tau, cukup gue yang dijadiin bahan taruhan. Lo gak pernah suka sama perempuan kan? Coba deh lo rasain rasanya suka sama seseorang, perasaan gak semain-main itu, Gal."
🌹
"Nanti malem bantuin gue kerjain PR, ya!"
"Tenang aja, nanti kalo mama suruh lo angkatin jemuran, gue yang bakal angkatin,"
"Ngomong-ngomong, gue laper nih. Makan dulu, yuk!"
"Dengerin gue dong, Gal!" Seru Galih yang sudah mulai jenuh karna Galeno sedari tadi hanya diam dan terlihat fokus menyetir.
"Hm," Galeno hanya menjawab dengan gumam-an.
"Nanti malem bantuin gue kerjain PR, ya?"
"Hm,"
"Eh, bukan bantuin deh. Tapi lo yang kerjain semuanya, lo kan pinter,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The popunior's
Ficção AdolescenteAzela Faihatama. Murid kelas 11 si pembuat onar dan perempuan ter-nakal di angkatannya. Dan suatu ketika, ia jatuh hati kepada adik kelasnya yang baru saja masuk ke sekolah nya. #497 in teenfiction (10-Des-17) #390 in teenfiction (14-Des-17) #290 in...