Fourteen

13.3K 1.1K 101
                                    

Udah ya udah next. Jangan pelit vomment napa

"Kalian jadi kan road to campus ke Jogja besok?" Tanya Ethan kepada kedua putri nya yang sedang duduk di depannya dan memakan sarapannya.

"Iya, pa," jawab Bella.

      Azela hanya diam, semenjak kejadian kemarin, ia terus diam dan tidak mau berbicara kepada siapapun. Ethan sempat bingung atas sikap Azela tersebut, tetapi Aneta menjelaskan padanya bahwa Azela memang seperti itu saat sedang marah. Dan mereka berdua pun tidak tahu penyebab Azela marah sampai seperti itu walaupun Aneta sudah berusaha menanyakannya berkali-kali.

"Azela ikut, kan?" Tanya Ethan berbasa-basi. Azela hanya mengangguk.

Ting tong
Bel rumah mereka berbunyi.

"Mama cek dulu ya, sebentar," ucap Aneta, lalu bangkit dari bangkunya dan berjalan menuju pintu utama rumah.

"Paling juga tukang koran," gumam Ethan sambil terkekeh dan menyesap kopi nya.

Tak lama kemudian, Aneta kembali ke ruang makan sambil tersenyum lebar.

"Ciee.. Bella, kamu disamperin sama laki-laki, tuh," ucap Aneta sambil terkekeh.

"Laki-laki?" Tanya Ethan sambil mengkerutkan kening nya. Sedetik kemudian, ia tersenyum dan tertawa. "Ooh.. papa tau, pasti itu laki-laki yang kemaren telfonan sama kamu, kan?"

"Enggak, pa, ma," ujar Bella dengan gugup.

"Siapa tuh namanya? Papa lupa. Galong? Galeong? Ooh... GALENO!" Seru Ethan setelah berusaha keras mengingat nama lelaki tersebut. Ia sempat membaca nama nya di ponsel Bella saat Bella sedang telfonan kemarin.

Wajah Azela memerah menahan marah. Apa-apaan ini? Telfon-an? Dan sekarang, Galeno kerumah nya untuk menjemput Bella?

Bella menatap ke arah Azela dengan takut-takut. "Kak...,"

Azela berpura-pura tidak mendengar sambil terus melanjutkan sarapannya.

"Udah gih, cepetan berangkat. Kasian kalo Galeno nunggu terlalu lama," ucap Aneta.

"Azela berangkat naik mobil sendiri, kan?" Kata Ethan.

Azela bangkit dari bangku nya sambil sedikit membanting gelas di atas meja. "Gak mood sekolah,"

      Setelah itu, ia berjalan menuju kamar nya yang terletak di lantai 2. Aneta dan Ethan saling pandang karna bingung. Sedangkan Bella hanya bisa menelan saliva-nya kasar, ia sangat takut Azela semakin marah padanya.

"Azela, kamu kenapa?!" Seru Aneta sambil mengejar Azela yang sudah masuk ke dalam kamar nya. Ethan pun ikut bangkit dan mengejar Azela.

      Bella diam, lalu berjalan keluar rumah nya dengan gugup. Bagaimana tidak? Lelaki yang ia sukai menjemput nya untuk berangkat ke sekolah bersama. Tetapi yang membuat nya lebih gugup lagi, yaitu karena Azela.

"Galeno," panggil Bella kepada Galeno yang sedang duduk di teras rumah nya.

Galeno pun menoleh, lalu tersenyum. "Ayo berangkat,"

"Lo... ngapain jemput gue?" Tanya Bella.

"Buat berangkat bareng,"

"Tapi kan gue udah bilang gak usah jemput gue, gue bisa berangkat sendiri, Gal,"

"Kelas lo kan kelas terbersih se-kelas 10 jurusan IPS, dan kelas gue kelas terbersih se-kelas 10 jurusan IPA. Dan kita, sebagai ketua kelas, disuruh buat mading tentang kebersihan bareng. Inget?"

The popunior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang