Twenty two

12.5K 1.1K 120
                                    

"Bella?" Ucap Azela pelan sembari mendekat. "Loh? Beneran Bella?"

Azela sedikit terkejut mendapati Bella tengah menangis di ayunan tersebut, ia masih menggunakan seragam sekolah-nya. Bella pun menoleh dan buru-buru menghapus air mata-nya ketika mengetahui bahwa Azela yang mendatangi-nya.

"Lo... kenapa nangis?" Tanya Azela sembari duduk di hadapan Bella. Walaupun ia membenci Bella, rasa kemanusiaan-nya tetap ada dan tidak berkurang sedikitpun.

"Kak Azela kok bisa disini?" Tanya Bella dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Gue tadi lagi jalan-jalan. Gak sengaja nemu taman ini,"

Bella hanya ber-oh pelan.

"Kenapa nangis?" Tanya Azela lagi.

"Ah.. gak apa-apa," jawab Bella sambil tersenyum tipis.

"Yakin?"

"Iya,"

"Kalo gak kenapa-napa terus kenapa nangis?"

Bella hanya menjawab dengan gelengan sambil tersenyum tipis. Tiba-tiba, ponsel Bella yang berada di genggaman-nya berbunyi.

Galeno

Tanpa sengaja, Azela melihat kontak yang menghubungi Bella. Dengan cepat, Bella me-reject dan mematikan ponsel-nya.

Azela mengerutkan keningnya sambil menatap Bella dengan heran. "Kenapa gak dijawab?"

"Gak apa-apa, kak,"

"Lo... ada masalah sama Galeno?"

Tepat sasaran. Dengan cepat, Bella menggeleng yakin.

"Ada masalah, ya?" Tanya Azela lagi. "Kenapa?"

Bella menghembuskan nafas nya pelan. "Gak apa-apa aku cerita sama kakak?"

Azela mengangguk. "Silahkan,"

"Sebenernya.. aku lagi sedikit marah sama Galeno," ucap Bella sambil menunduk. "Gak sedikit, sih. Aku memang marah,"

"Kenapa?"

"Galeno selama ini ngedeketin aku karna..," Bella menghembuskan nafasnya pelan berusaha menahan air mata yang sedikit lagi akan terjatuh. "Aku cuma dijadiin bahan taruhan."

Azela membelalakkan mata-nya. "Lo.. serius?!"

Bella mengangguk pelan sambil menyeka air mata-nya. Ia sudah tidak kuasa menahan air mata nya.

"Memangnya lo tau darimana? Lo gak boleh menyimpulkan sendiri,"

"Aku denger sendiri. Waktu aku ke-kantin, Galeno sama temen-temennya lagi bahas tentang taruhan ini. Kalau gak salah, kalau sampe aku nolak Galeno, ada konsekuensi untuk Galeno gitu."

"Serius?!" Tanya Azela lagi dengan tatapan tidak percaya. "Astaga, gue bener-bener gak nyangka mereka bakal lakuin ini."

Bella semakin terisak. Mau tidak mau, Azela turut prihatin. Tadinya,ia sangat membenci Bella karna merasa iri dengan Bella yang didekati oleh Galeno, lelaki idamannya. Tetapi sekarang, ia merasa kasihan dan merasa sedikit kesal kepada Galeno dan teman-temannya. Walaupun Azela sempat membenci Bella dan menyukai Galeno, Bella tetaplah adik tiri-nya dan Galeno bukanlah siapa-siapanya.

The popunior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang