Thirteen

14.3K 1.2K 41
                                    

"Azela Fayhatama,"

Azela berhenti melanjutkan langkahnya dengan kesal. Niat ingin kabur dari ketua osis yang sedang berdiri di depan pagar malah ketahuan.

"Apa?" Tanya Azela dengan ketus setelah membalikkan tubuhnya.

"Pertama, dasi lo mana? Kedua, topi lo mana? Ketiga, sepatu lo warna putih, disekolah ini peraturannya yaitu harus memakai sepatu warna hitam. Keempat, lo terlambat 15 menit. Dan kelima, lo gak boleh ikut upacara," ucap Aland tanpa jeda. Sungguh, Azela sangat ingin mencabik-cabik mulut Aland.

"Keenam, semua ucapan lo tadi gak bakal gue tanggepin," kata Azela dengan santai nya. Lalu, berjalan meninggalkan Aland dengan wajah tak berdosa.

Dengan cepat, Aland mengejar Azela dari belakang.

"Apa lagi, sih?!" Seru Azela ketika Aland menarik tangannya.

"Atas perbuatan lo, lo harus dihukum. Hukumannya lari keliling lapangan 3 putaran dan dapat poin 15," jawab Aland sambil mencatat di buku catatannya. Buku catatan bagi siswa-siswi yang melanggar peraturan.

"Lo gak perlu repot-repot kasih gue hukuman, karna gue gak bakal mau ngelakuin hukuman lo yang gak penting itu. Dan juga, lo gak perlu repot-repot tambahin poin minus gue, poin gue udah 45,"

"Lo sama Bella sekarang tinggal satu rumah, kan? Sekarang gue tanya, kenapa lo terlambat?"

"Apa hubungannya gue terlambat dan gue satu rumah sama Bella?"

"Jawab aja, kenapa lo terlambat?"

"Karna gue bangun kesiangan,"

"Kenapa lo terlambat sementara Bella gak terlambat? Kalian gak berangkat bareng?"

"Bella ya Bella! Gue ya gue! Gak usah bandingin gue sama Bella!"

"Aland, Azela?"

Sontak, Aland dan Azela menoleh ke sumber suara. Aland terdiam ketika melihat orang tersebut, berbeda dengan Azela yang malah memasang wajah kesal nya.

"Kalian kok masih disini? Upacara udah dimulai dari tadi," ujar Bu Yola. Ketua yayasan dan ibu dari Aland.

"Saya terlambat," jawab Azela dengan jutek. "Ralat, maksud nya itu saya gak pakai dasi, saya gak pakai topi, saya juga malah pakai sepatu putih, dan saya terlambat 15 menit,"

Bu Yola terlihat menahan sabar terhadap sikap Azela kepadanya. "Kamu, Aland. Ngapain masih disini?"

"Tadi Aland lagi jaga di depan. Terus ada Azela yang terlambat," jawab Aland.

"Poin saya udah 45 kan, bu? Berarti, kalo ditambah 15 lagi jadi 60 kan? Yaudah, tulis aja. Toh, saya juga gak peduli," ucap Azela. Lalu ia pergi meninggalkan Aland dan Bu Yola.

Bu Yola hanya bisa terdiam menatap kepergian Azela dan sama sekali tidak berusaha menahannya.

"Ma, mama kok biarin dia kayak gitu, sih?" Ucap Aland ketika Azela sudah menjauh.

"Mama harus kayak gimana lagi, Aland? Dia sangat susah untuk berubah. Dari kelas 10 pun mama udah berkali-kali skors dan marahin dia secara langsung. Tapi dia sama sekali gak berubah, dan semakin hari malah semakin parah sikapnya," jawab Bu Yola sambil menghembuskan nafas lelah.

"Kenapa gak dikeluarin?"

"Aland, kamu tau kan kalau ibu dia itu donatur terbesar disekolah ini. Apalagi sekarang, dia itu anak tiri-nya Ethan, sahabat mama. Kalau mama keluarin dia, orang tua nya pasti menganggap mama itu gak tau diri karna mengeluarkan anak dari donatur terbesar dan anak tiri dari sahabat mama,"

The popunior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang