Pagi hari, Doyoung sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan. Taeyong sibuk dengan ponselnya yang tak berfungsi sembari menunggu nasi matang beserta lauk ikan yang mereka tangkap tadi.
Tiba-tiba pintu rumah digedor-gedor dengan keras. Bukan ketukan biasa, namun lebih seperti memukuli pintu tersebut sampai seperti akan membuat pintu itu lepas. Taeyong dan Doyoung tentu terkejut dengan suara keras tersebut.
"Siapa itu?" tanya Taeyong kemudian.
Doyoung mengangkat bahunya tak mengerti.
"Apa aku saja yang melihatnya?" tawar Taeyong yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Doyoung.
"Tidak. Jangan."
Perasaan Doyoung mendadak terasa tidak enak. Ia sepertinya tahu siapa tamu itu. Doyoung akhirnya meninggalkan semua aktifitasnya di dapur, berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu tersebut. Nampak tiga orang berbadan besar membawa tongkat pukul yang sempat terlihat oleh mata Taeyong dari kejauhan sebelum Doyoung menutup pintu tersebut dari luar. Ia takut Taeyong mengetahui tujuan tamu tersebut datang ke rumahnya.
Taeyong bertanya-tanya siapa tamu tersebut yang nampak menakutkan di matanya. Badannya besar dan kekar seperti preman. Atau memang benar itu preman?
Dugaan Doyoung benar adanya, tamu yang ia takuti akhirnya datang.
Bruukkk
Salah seorang pria bertubuh besar itu mendorong tubuh Doyoung ke tembok dengan sangat keras. Rasanya punggungnya benar-benar nyeri karena bertabrakan dengan barang keras. Kerah pakaiannya ditarik tinggi-tinggi.
"Apa kau lupa semua utang-utangmu?" teriak pria itu.
"Hei, santai." Salah seorang pria lagi yang badannya lebih kecil dari pria yang memojokkannya tiba-tiba memberi isyarat tersebut. Akhirnya pria yang memegang kerahnya kini melepaskannya.
"Doyoung-ssi, kita datang kesini hanya mengingatkan. Sudah dua bulan melewati tanggal perjanjian kita. Kau ingat?"
"A-aku ingat," jawab Doyoung sangat pelan.
"Jadi, kau akan membayar semuanya sekarang?" desak pria itu.
Doyoung bertekuk lutut di depan mereka bertiga.
"Maafkan aku tuan, aku akan membayarnya tapi tidak bisa sekarang," wajah Doyoung kini benar-benar nampak memelas. Berharap belas kasihan akan diberikan oleh orang itu.
Namun yang terjadi selanjutnya, pria berbadan besar yang tadi menarik kerah bajunya secara cepat dan keras menonjok pipi Doyoung. Tidak, dia bukan hanya dipukuli oleh satu orang, namun 2 orang. Ia ditendang hingga tersungkur di lantai.
Doyoung hanya bisa merintih kesakitan dan pasrah akan semua rasa sakit di tubuhnya.
Kemudian, Taeyong muncul dari dalam rumah karena mendengar suara ribut-ribut. Selama ini ia menguping lewat pintu.
"Hentikan...hentikan!" teriak Taeyong yang melerai kejadian itu.
Dua pria hertubuh kekar yang memukuli Doyoung kini diam. Melihat ada orang lain yang akan ikut campur, salah seorang dari mereka memberi isyarat untuk pergi.
"Doyoung-ssi, aku memberimu waktu satu minggu, jika kau tetap tak bisa membayar utang-utangmu, kau akan lebih parah dari ini!"
Doyoung hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah. Kemudian mereka bertiga akhirnya pergi dari rumah Doyoung.
Taeyong berjongkok menatap iba pada Doyoung yang sudah lemas di lantai. Wajahnya memar disana-sini dan beberapa rasa nyeri di sekujur tubuhnya akibat ditendang dan diinjak-injak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel ❥ THE CROWN PRINCE
FanfictionTaeyong mengalami kecelakaan yang membuatnya terlempar ke dimensi lain dimana semua orang berjenis kelamin pria menjadikan dia uke paling cantik disana! Bagaimana cara Taeyong bertahan hidup dan menyesuaikan diri dari pandangan haus para seme disana...