"Apa kau tau asal-usulmu datang kesini?"Yuta meraih tangan Taeyong yang anehnya tak bisa ia tolak. Seperti dimantrai, ia hanya dia menatap mata Yuta. Membiarkan apapun yang pria itu lakukan.
Ia tersadar saat rasa perih menyergapnya. Yuta mengiris pergelangan tangan Taeyong dengan pisau yang dibawanya. Sangat dalam mengoyak kulit tipis area nadinya.
"Aw, sakit," Taeyong menarik tangannya. Darah mengucur dari luka yang dibuat oleh Yuta.
"Ssst ssstt... tenanglah."
Sekejap kemudian luka itu menutup. Seperti efek-efek di film yang ia tonton, semua terasa tidak nyata namun itulah yang memang terjadi. Hanya tersisa darah yang sempat keluar karena luka tadi dan bekas yang menunjukkan pernah ada luka di daerah nadinya.
"Apa yang kau lakukan?" Taeyong masih tak memercayai apa yang barusan ia lihat. Ia memegangi pergelangan tangannya memastikan bahwa apa yang ia lihat bisa saja hanya ilusi.
Yuta tersenyum. "Aku sudah tau kau tak bisa terluka disini. Kau immortal."
Deg. Ia ingat betul tak pernah menceritakan Yuta bagaimana ia bisa ada di tempat antah berantah ini. Bagaimana dan dari mana asal-usulnya. Tapi melihat bagaimana Yuta berbicara seakan-akan tahu semuanya atau bahkan mengetahui apa yang tak diketahui oleh Taeyong sendiri.
"Ka-kau tau dari mana asalku?"
Yuta mendengus pelan. "Aku tau tempat tinggalmu di bumi karena... Aku yang memanggilmu datang kesini."
"Memanggilku? Apa maksudmu? Aku tau kau bukan manusia, tapi tolonglah berbicara bahasa yang kaumku mengerti tanpa bertele-tele."
"Aku seorang penyihir."
Terjadi jeda setelah itu. Tak ada yang memulai berbicara. Yuta pun hanya diam menatap Taeyong dalam-dalam berusaha mengetahui apa yang sedang di pikirkan oleh Taeyong.
Namun yang dilakukan Taeyong malah mencubit pipinya sendiri. "Tidak, sepertinya aku tidak immortal buktinya aku masih merasa kesakitan."
"Menjadi immortal bukan berarti kau kebal merasakan sakit."
"Dan kau bukan penyihir. Hei, penyihir itu setauku memakai topi bundar nan panjang, berpakaian serba hitam dan memakai make up yang mengerikan dan... penampilanmu sama sekali tidak mendekati itu."
Penjelasan panjang lebar yang Taeyong pasti dapatkan karena menonton beberapa serial TV penyihir di kala waktu senggangnya sebelum akhirnya secara aneh masuk 'dunia lain', membuat Yuta melongo yang kemudian diikuti tawa renyahnya.
"Apa aku terlalu tampan untuk menjadi penyihir?"
Taeyong tak bisa menjawab ataupun mengelak. Karena memang semua anggota kerajaan memiliki rupa di atas rata-rata. Selama ini Taeyong di bumi jarang melihat wajah tampan sekelas Jaehyun, ada pun pasti sudah menjadi anggota boyband.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel ❥ THE CROWN PRINCE
FanfictionTaeyong mengalami kecelakaan yang membuatnya terlempar ke dimensi lain dimana semua orang berjenis kelamin pria menjadikan dia uke paling cantik disana! Bagaimana cara Taeyong bertahan hidup dan menyesuaikan diri dari pandangan haus para seme disana...