6 : New Life

14.3K 2.1K 197
                                    

Taeyong berdiri di depan gerbang masuk istana yang dijaga oleh beberapa pria yang memakai baju besi dengan senjata berupa pedang di pinggangnya. Gerbang itu sangat besar berwarna merah dengan ukiran-ukiran cantik yang menghiasi dipinggirnya. Juga beberapa bagian yang diwarnai dengan warna emas menunjukkan kesan mewah. Siapapun yang memandangnya pasti merasa jika tempat itu bukan tempat biasa.

Taeyong mengambil nafas dalam-dalam. Dadanya harus terisi oksigen banyak untuk bekal menghadapi kenyataan apapun yang akan ia lakukan ke depannya. Entah menjadi budak ataupun akan segera di eksekusi karena hutang sialan milik Doyoung. Semoga khayalannya hanya sebatas imajinasi gila yang tak akan menjadi kenyataan.

"Mulai dari sini, kau masuk sendiri karena kami hanya memiliki tugas membawamu masuk dengan selamat ke dalam istana." ucap pria besar yang mengamati raut muka pucat tak tenang yang ditunjukkan oleh Taeyong.

Taeyong hanya mengangguk.

"Kau tak usah khawatirkan apapun. Kau hanya perlu menuruti apa kata mereka karena sekarang kau hidup di tempat yang lebih aman. Jadilah pelayan yang baik untuk keluarga kerajaan."

Mata Taeyong terbelalak menatap tak percaya pada pria besar disebelahnya itu yang berbicara layaknya seorang kakek tua baik hati nan bijaksana. Ia tak bisa melupakan betapa mengerikannya pria itu memukuli Doyoung tanpa ampun. Lalu sekarang ia menunjukkan kehangatan serta kepeduliaannya itu seperti melupakan hari kemarin.

"Jadi aku masuk ke dalam istana untuk menjadi pelayan?" tanya Taeyong kemudian setelah menyingkirkan pikiran buruknya tentang pria itu. Setidaknya ia memiliki petunjuk atas tujuan kenapa ia hidup di istana.

"Kau akan mengikuti akademi pelatihan menjadi pelayan istana selama beberapa minggu sebelum kau resmi menjadi pelayan istana. Jadi setelah kau masuk ke dalam, kau bisa menemui seorang ketua pelayan."

Oke baiklah. Taeyong perlahan memahami situasinya sekarang. Intinya ia dijual. Ya benar. Dijual untuk melayani keluarga kerajaan seumur hidupnya? Rasanya semua seperti mimpi buruk. Semakin lama ia hidup disini semua semakin terasa tak benar.

Tapi ia bisa apa? Hanya pasrah. Sekali lagi, ia pasrah untuk kesekian kalinya terombang-ambing dengan semua keadaan yang tak pernah terlintas sedikitpun di kepalanya saat ia hidup di bumi.

Taeyong tanpa banyak bicara mulai berjalan mendekat lebih dekat ke gerbang untuk segera masuk ke istana. Perlahan beberapa penjaga gerbang membuka gerbang untuk Taeyong masuk. Cahaya seolah menyeruak keluar dari dalam. Menyilaukan mata. Semua seolah menunjukkan pada Taeyong bahwa kini saatnya ia memulai kehidupan baru.

***

Taeyong berjalan tak tentu arah. Ia benar-benar buta karena istana itu ternyata sangat luas. Percaya atau tidak, semua yang ada di dalam istana berbanding terbalik dengan apa yang selama ini ia nikmati di luar istana. Semua terasa glamour. Bangunan-bangunan cantik dengan ukiran khas yang Taeyong tak tahu fungsi dari bangunan-bangunan itu apa saja, belum lagi ada danau buatan besar yang ditengahnya ada gazebo besar yang cantik. Suasana rindang dan tenang di dalam istana berbeda dengan kondisi pasar yang bising. Semua terasa sepi dan...hampa. Kosong.

Rasanya Taeyong harus mengulang adaptasinya lagi karena ia seperti berada di tempat yang berbeda.

Ia duduk termenung di bawah pohon yang letaknya dekat dengan danau, menghindari panas. Badannya sudah mulai lemas karena belum makan seusai ia bangun pagi tadi hingga siang dalam perjalanan menuju istana yang ia tempuh dengan berjalan kaki. Peluh sudah membasahi seluruh badannya, andai saja ia ada di bumi mungkin ia akan berlarian ke kamar mandi menghilangkan kelengketan yang memenuhi tubuh.

"Taeyong? Kenapa kau disini?"

Taeyong mengangkat wajahnya menatap siapa orang yang mengenalinya. Dari suaranya sepertinya tak asing. Suara yang halus dan seringkali terdengar merdu itu pernah ia jumpai rasanya.

Parallel ❥ THE CROWN PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang