Doyoung berdiri di depan rumah dengan perasaan harap-harap cemas. Sudah satu jam lebih ia membiarkan Taeyong yang tak tahu jalan namun memaksakan diri pergi sendirian ke pasar. Awalnya ia merasa biasa saja saat dengan rela membiarkan Taeyong pergi sendiri, tapi selang beberapa saat setelah Taeyong pergi, perasaannya mulai tak karuan.
Khawatir jika pria itu dihajar massa di jalan, di todong, ataupun di perkosa karena wajahnya yang cantik. Berbagai macam pikiran buruk menghinggapi kepalanya. Namun pada akhirnya ia lega saat dari jauh matanya menangkap sosok Taeyong yang sedang berjalan dengan seseorang.
Sebentar. Mata Doyoung mempertajam penglihatannya mencoba melihat lebih jelas siapa yang sedang berjalan dengan Taeyong. Wajahnya terasa sangat tidak asing menurutnya.
Taeyong yang melihat Doyoung berdiri di depan rumah, segera berlari dengan nafas lega karena akhirnya ia bisa kembali dengan selamat.
"Kenapa kau lama sekali?" omel Doyoung setelah Taeyong mendekatinya.
"Aku tersesat. Ucapkan terima kasih pada Taeil-ssi yang mengantarku dengan selamat." jawab Taeyong.
Pria yang berjalan bersama Taeyong hanya tersenyum pada Doyoung.
"Terima kasih karena sudah mau mengantarku pulang." ucap Taeyong pada Taeil.
Taeil segera menyodorkan barang belanjaan yang dibawakan olehnya sepanjang perjalanan sebelum menuju rumah Doyoung.
"Jadi kau sudah memiliki suami?" tanya Taeil tanpa basa-basi.
Mendapat pertanyaan seperti itu tentu rasanya Taeyong ingin tertawa. Doyoung menjadi suaminya? Lelucon yang bagus. Sungguh konyol jika ia benar-benar menjadi istri Doyoung. Mereka berdua hanya tinggal selama beberapa hari, tapi rasanya sudah beradu mulut selama satu tahun. Ia bahkan yakin jika benar menjadi istri Doyoung mungkin rumah tangga mereka tak bertahan lama.
"Bukan lah! Kau ada-ada saja, Taeil-ssi."
Jika Taeyong menanggapi pertanyaan Taeil dengan tertawa-tawa, tapi Doyoung tidak. Ia mengernyit pada Taeil yang nampak memiliki ketertarikan pada Taeyong. Dari pandangan matanya jelas terlihat sorot cemburu saat menatapnya bersama Taeyong.
Doyoung mengalungkan tangannya di pinggang Taeyong seolah menunjukkan bahwa Taeyong adalah miliknya. Jelas tindakan tiba-tiba dari Doyoung sanggup membuat Taeyong terkejut dan risih.
"Terima kasih sudah mengantar calon istriku dengan selamat, tuan." ucap Doyoung pada Taeil yang mampu membuat ekspresi Taeil berubah.
Ingin rasanya Taeyong memprotes ucapan Doyoung. Namun Doyoung segera menariknya masuk ke dalam rumah.
"Ayo kita masuk." perintah Doyoung dengan nada tegas. Mempertegas jarak antara mereka dengan Taeil.
"Yaa, setidaknya kau harus memberikannya minum. Dia sudah mengantarku!" bisik Taeyong disela-sela paksaan Doyoung.
Perkataan Taeyong jelas terdengar oleh Taeil walaupun ia sudah berbicara dengan nada sepelan mungkin. Telinganya terlalu peka untuk itu. "Kita akan berjumpa lagi ya, Taeyongie!" seru Taeil yang makin memperkeruh suasana. Ia sengaja melakukannya karena melihat ekspresi tidak suka yang ditunjukkan secara terang-terangan oleh Doyoung.
Doyoung berkata kasar dalam hati saat menangkap senyum mengejek dari Taeil.
Bertemu lagi kepalamu!
Brakk
Doyoung menutup pintu dengan keras secara tersirat mengusir Taeil yang masih tersenyum seperti orang gila dari balik pintu.
Tangan Doyoung yang masih ia kalungkan di pinggang Taeyong segera ia lepas. Melepasnya dengan kasar seolah ia terpaksa melakukan itu. Mengetahui tindakan Doyoung semakin membuat Taeyong geram. Tapi karena ia telah kelelahan setelah perjalanan yang harusnya ditempuh dengan cepat menjadi lama gara-gara ia dengan bodohnya tersesat, kini ia diam. Mencoba tak terpancing emosi lalu menjadi bahan perdebatan baru dengan Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel ❥ THE CROWN PRINCE
FanfictionTaeyong mengalami kecelakaan yang membuatnya terlempar ke dimensi lain dimana semua orang berjenis kelamin pria menjadikan dia uke paling cantik disana! Bagaimana cara Taeyong bertahan hidup dan menyesuaikan diri dari pandangan haus para seme disana...