"Taeyong, bangun." Doyoung mengguncang pelan lengan Taeyong agar pria itu bangun dari tidurnya. Matahari bersinar terang memasuki celah-celah ruangan gelap yang mereka tinggali di salah satu gudang tak terpakai milik Ten.
Mata Taeyong mengerjap beberapa kali, mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit. Sudah 5 hari ia ada di tempat ini, tak melakukan apapun karena Doyoung siap sedia menyiapkan segala kebutuhan Taeyong.
"Ten memberiku kentang rebus untukku, tapi aku masih kenyang. Jadi semua harus kau makan." Peringat Doyoung sambil menunjuk 4 biji kentang berukuran besar di atas piring kayu.
Taeyong mengambil 2 biji kentang itu dan meninggalkan sisanya tergeletak begitu saja. "Tidak. Kau harus makan juga. Bagaimana mungkin kau kenyang padahal belum makan apapun?"
"Badanmu kurus sekali sejak masuk istana. Kau harus makan 2x lebih banyak dari biasanya. Badan sekurus itu ditiup angin sedikit pasti ikut terbang." Omel Doyoung kesekian kalinya mengomentari bentuk tubuh Taeyong. Omelan sama yang tiap hari di dengar oleh Taeyong.
Mendengar kata istana membuat Taeyong teringat bahwa ia sudah pergi selama 5 hari dari istana. Sudah 5 hari tapi tak ada yang menemukan keberadaannya disini. Mungkin juga tidak ada seorang pun yang mencari dia. Ia hanya pelayan bukan orang yang istimewa, pikir Taeyong.
Tak ia sangka akan merindukan saat-saat bangun pagi, berjalan terburu-buru ke kediaman Putra Mahkota untuk segera mempersiapkan pakaian kebesarannya. Atau pun siap sedia setiap kali Putra Mahkota memintanya melakukan sesuatu. Semakin ia pikir, rasanya ia lebih merindukan Putra Mahkota daripada istana yang tidak ada kebebasan di dalamnya.
"Doyoung-ah, bolehkah aku bertanya?" Suara Taeyong sangat pelan dan terlihat berhati-hati membuka percakapan di antara mereka.
Mendengar itu saja sudah membuat Doyoung gugup. 5 hari berlalu dan Taeyong tak bertanya-tanya untuk apa ia membawanya ke tempat antah berantah ini. Bahkan pria itu menuruti semua yang Doyoung perintahkan seperti menyuruhnya makan, tidur, dan tidak keluar karena takut kalau Taeyong kabur atau tiba-tiba di karungin oleh penjaga istana.
Desas-desus penjaga berkeliling di luar istana sudah sampai di telinganya maka dari itu ia yang selalu siap sedia mempersiapkan segala kebutuhan Taeyong asalkan pria itu tidak keluar dari ruangan terpencil di bagian belakang kediaman Ten.
"Doyoung-ah, sampai kapan kau akan menyembunyikanku disini?"
Doyoung tetap diam tak bergeming. Akhirnya setelah sekian hari pertanyaan itu keluar dari bibir mungil Taeyong. Pertanyaan yang sangat ia takutkan. Sebenarnya di dalam benak Doyoung ia sadar bahwa kelakuannya ini seolah ia menculik Taeyong. Ia tak bertanya dulu bagaimana pendapat Taeyong, maukah ia ikut dengannya. Malahan ia bertindak sesuka hati sesuai keinginannya sendiri.
Ia memilih menjadi egois agar dapat bersama dengan Taeyong. Doyoung berpikir bahwa Taeyong tertekan di dalam istana dan akan jauh lebih bahagia jika ia bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel ❥ THE CROWN PRINCE
FanfictionTaeyong mengalami kecelakaan yang membuatnya terlempar ke dimensi lain dimana semua orang berjenis kelamin pria menjadikan dia uke paling cantik disana! Bagaimana cara Taeyong bertahan hidup dan menyesuaikan diri dari pandangan haus para seme disana...