Bagi Jaehyun rutinitas setiap hari yang ia lakukan selalu saja sama. Bangun pukul 6 pagi, mandi selama 20 menit di kolam besar yang berada tepat di belakang kediamannya, memakai jubah istana untuk putra mahkota, lalu pergi ke perpustakaan untuk belajar ilmu kepemimpinan dan pemerintahan.
Semuanya terasa monoton. Ia tidak bisa seperti pangeran-pangeran lainnya yang masih bisa bebas bergerak kemana saja yang mereka mau. Tapi hebatnya ia tak pernah mengeluh pada siapapun. Karena inilah Raja dan Ibu Suri sangat mengelu-elukan kehebatannya menjadi manusia sekaku robot. Tak pernah berbuat hal yang berlainan dengan aturan istana.
Tapi pagi ini semua terasa berbeda. Rutinitasnya tetap sama seperti hari-hari sebelumnya. Perbedaannya adalah saat Jaehyun menyetujui seseorang yang awam memakaikannya jubah istana. Entah hal apa yang merasukinya hingga tiba-tiba ia setuju dengan permintaan kepala pelayan.
Taeyong memasuki kamar Jaehyun dengan gugup. Kedua tangannya sangat erat menggenggam jubah berwarna biru itu. Mata Taeyong bergetar tidak fokus. Terkesima akan besarnya kamar Jaehyun juga terlihat barang-barang mewah yang berada di sudut-sudut ruangan. Belum lagi ia gagal fokus mendapati tatapan Jaehyun yang tajam melihatnya dari atas sampai bawah.
"Jadi kau yang akan memakaikan baju untukku?" suara Jaehyun yang berat memecah suasana hening diantara Jaehyun dan Taeyong.
Jaehyun masih memakai pakaian seperti kimono yang tipis berwarna putih sepanjang lutut. Bau harum wangi bunga menguar dari tubuhnya.
Taeyong yang sesaat terkesima memandangi ketampanan seorang putera mahkota menjadi gagap teringat perkataan kepala pelayan agar tak menatap tepat pada manik.mata Jaehyun.
"Pe-perkenalkan nama saya Lee Taeyong, Yang Mulia. Saya yang bertugas untuk memakaikan pakaian Yang Mulia hari ini." jawab Taeyong dengan kepala menunduk.
"Baiklah. Lakukanlah."
Jaehyun membentangkan kedua lengannya lebar-lebar. Mempersilahkan Taeyong segera melakukan tugasnya.
Namun Taeyong tak bergeming sedikitpun. Mendadak ia gugup akan membuka kimono yang dipakai Jaehyun.
"Kau tak jadi melakukannya?" tegur Jaehyun yang tak sabaran melihat pelayannya tak segera bertindak. Ia yang tertib waktu tidak ingin acara pakai memakai jubah istana berjalan lambat.
"A-ah," Taeyong bergumam dengan tangan bergetar hendak menarik lepas tali kimono agar terlepas.
Pelan-pelan ia menarik lepas tali tersebut, memperlihatkan tubuh berotot Jaehyun yang selama ini tertutupi. Taeyong memekik tertahan melihat kubus-kubus otot perut Jaehyun. Terlihat sangat...sexy. Badan berotot Jaehyun berbanding terbalik dengan perut rata Taeyong yang terkadang membuncit jika diisi makanan.
"Kuharap kau melakukannya dengan cepat." Jaehyun menginterupsi kegiatan Taeyong yang memandangi perut Jaehyun.
Taeyong segera melanjutkan kegiatannya. Menarik lepas kimono itu hingga hanya tersisa Jaehyun yang bercelana dalam.
Baru berhasil dalam step pertama, ia terdiam lagi karena ia tak tahu step selanjutnya yang harus dilakukan. Ia datang ke ruangan Jaehyun membawa jubah yang memiliki dua lapis. Lapis pertama berwarna putih polos dan yang kedua berwarna biru yang terlihat mewah dengan beberapa motif berwarna emas. Ia meyakini lapis kedua ini sebagai luaran karena kemewahannya. Jadi ia menyimpulkan untuk memulai dengan lapis pertama terlebih dahulu.
Namun saat melihat Taeyong mengambil lapis pertama jubah berwarna putih itu, Jaehyun segera menghentikannya.
"Kenapa kau memulai dari atas?"
"Ma-maksud Yang Mulia?" tanya Taeyong tak mengerti.
"Bagaimana dengan celanaku? Aku tak usah memakai celana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel ❥ THE CROWN PRINCE
FanfictionTaeyong mengalami kecelakaan yang membuatnya terlempar ke dimensi lain dimana semua orang berjenis kelamin pria menjadikan dia uke paling cantik disana! Bagaimana cara Taeyong bertahan hidup dan menyesuaikan diri dari pandangan haus para seme disana...