4 : Weird

15.2K 2.4K 145
                                    

Ia tersesat. Matanya bergetar memandangi beberapa cabang jalan di depannya. Pikirannya mencoba berpikir lebih jernih kemana ia akan melangkah selanjutnya.

Taeyong bukan hanya kelelahan sekarang namun juga tenggorokannya kering. Ia sangat haus.

"Permisi, apa kau menjatuhkan ini?"

Taeyong membalikkan badannya. Seseorang dari belakang sedang memegang gantungan ponsel Taeyong yang berbentuk boneka beruang kecil berwarna cokelat, yang entah bagaimana ada di tangan pria itu. Lewat ujung matanya ia melihat, pria itu pasti orang terpandang karena pakaiannya yang nampak terbuat dari bahan mahal.

Ia mengatur nafasnya sesaat sebelum menjawab pertanyaan pria itu, "Ya itu punyaku." Taeyong segera meraihnya dari tangan pria itu.

"Aku baru kali ini melihat benda seperti itu."

Ah, Taeyong benar-benar lupa jika ia bukan ada di bumi. Kenapa dengan bodohnya ia mengakui itu miliknya? Bagaimana jika orang-orang tahu kalau ia makhluk bumi?

"A-aku membuatnya sendiri." jawab Taeyong tergagap.

"Benarkah? Kau bisa membuatnya sendiri? Lalu, kau bisa membuatkannya untukku?"

Sesaat kemudian ia merutuki jawaban cerobohnya. Selama ini ia tak pernah memegang jarum jahit, bagaimana ia bisa membuat boneka beruang mini seperti itu?

Dan juga seriously, apakah penting membahas gantungan ponsel dalam keadaan seperti ini?

"Jika kau mau, kau bisa memilikinya." Taeyong segera mengeluarkan gantungan ponsel yang sudah ia masukkan ke dalam kantungnya.

"Bolehkah? Aku harus membayar berapa untuk itu?"

Mungkin jika kondisinya tak seperti ini, ia akan dengan berani mengeluarkan harga semahal apapun. Tapi sekarang ia bahkan buta mata uang di planet ini. Untuk apa juga ia memiliki uang? Jika saja memiliki uang bisa membuatnya menyewa mesin waktu dan terbang ke tempat asalnya, ia pasti sangat mau.

"Apa kau bisa mengantarku pulang?" tanya Taeyong setelah berpikir selama beberapa saat.

Pria itu mengernyit. "Apa kau tersesat?"

Taeyong mengangguk dengan mata dibuat semelas mungkin.

Pria itu tertawa melihat ekspresi lucu dari Taeyong. Ekspresinya seperti seekor anjing kecil yang kehilangan induknya.

"Kenapa kau menertawakanku?" protes Taeyong. Sebenarnya ia sendiri merasa geli dengan apa yang ia lakukan sekarang. Tersesat seperti anak kecil. Sudah bukan umurnya meminta orang dewasa menemaninya bepergian.

Tawa pria itu terhenti kala ia menyadari ekspresi sebal yang ditunjukkan oleh Taeyong. Sekarang ia jadi semakin merasa gemas pada Taeyong. "Apa kau pendatang baru disini?" tanyanya kemudian.

"Iya. Aku baru saja pindah kemarin. Bagaimana? Kau mau tidak mengantarkanku pulang?" Taeyong kini merubah nadanya dari meminta menjadi memaksa.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang. Siapa namamu?"

Taeyong berpikir sejenak. Haruskah ia menggunakan nama samaran atau nama aslinya saja untuk sekarang. Tapi jika menggunakan nama samaran ia tak terpikirkan satu nama pun sekarang.

"Lee Taeyong." jawab Taeyong akhirnya setelah malas mengarang nama. Ia pikir juga hanya kali ini saja ia akan bertemu pria itu, karena pasti setelah ini ia akan kembali ke bumi. Setidaknya ia berharap hal itu menjadi kenyataan.

"Namaku Moon Taeil." pria itu mengatakan namanya tanpa Taeyong minta. Siapapun nama pria itu tidak menjadi masalah baginya. Hal yang terpenting adalah ia bisa kembali ke rumahnya-ralat-rumah Doyoung sekarang juga sebelum ia bertemu pria aneh seperti di toko obat tradisional tadi.

Parallel ❥ THE CROWN PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang