Keesokan harinya, meski Ayra sangat lelah dan mengantuk, namun semua itu terkalahkan oleh rasa leganya karena semalam akhirnya dia dapat menghindarkan Allard dari tempat kerjanya.
Namun, sejak kejadian Ayra yang sakit dan tingkah anehnya, ternyata tanpa gadis itu sadari, Allard tak semudah itu untuk dikelabui. Setelah mengantar Ayra sampai rumahnya, dia langsung menyewa detektif terbaik untuk mencari semua data tentang Ayra, bahkan dia juga menyewa hacker untuk membobol seluruh data Ayra jika ada yang mencoba untuk menyembunyikannya.
Dan hari ini, semuanya akan terungkap.
"Kyaaaaaa!...Kak Allard, Kak Axel!" teriak para gadis yang ada di kelas itu.
XI-2—kelas Ayra.
Bahkan, Alana—teman yang paling dekat dengan Ayra dibandingkan yang lainnya—menganga tak percaya saat melihat dua cassanova itu kini sedang berada di ambang pintu kelasnya. Ada apakah gerangan? Sampai-sampai mereka menyempatkan waktu untuk mengunjungi kelasnya?
Ayra? Jangan ditanya. Jika ada kesempatan, gadis berambut blonde kotor itu lebih memilih untuk tidur sepuasnya, daripada membuang waktunya dengan bercipika-cipiki tidak jelas. Bahkan jika terjadi badai sekalipun, mungkin dia akan tetap tidur dengan nyenyak.
Allard berjalan menghampiri meja Ayra dan Alana. Membuat para cewek genit yang berada di depan dan belakang meja Ayra, salah tingkah dan mencoba mencari perhatian dua cassanova itu.
Berbeda dengan Allard yang hanya fokus melihat Ayra yang tengah tertidur pulas, Axel memilih untuk menggoda para gadis dengan mengedipkan sebelah matanya, tebar pesona.
Melihat hal itu, Alana bergidik ngeri. Dasar, cassanova genit!
Saat mendekati meja Ayra dan Alana, tatapan Axel jatuh pada kedua manik biru laut itu. Ya, Alana. Yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tidak menyenangkan.
'Sepertinya aku pernah bertemu dengannya,' batin Axel masih terpesona oleh manik biru laut yang begitu menenangkan.
Allard mengode Alana agar membiarkannya duduk di samping sang teman. Alana yang mengerti kode dari pemuda tampan itu, langsung beranjak dan memberi ruang untuk Allard. Ia terkejut, bahkan sangat terkejut. Seorang Allard mendekati temannya yang bahkan tidak pernah ada minat untuk berkecimpung dengan dunia luar?! Apalagi hanya untuk mengenal sosok sang cassanova.
'Ingatkan aku untuk menginterogasi temanku ini!' batin Alana masih menatap kedua insan yang kini menjadi pusat perhatian seluruh kelas.
Semua gadis yang melihat itu mendesah kecewa. Namun, tidak sampai di situ, bahkan ada yang terang-terangan mengejek Ayra, membuat Allard menggenggam tangannya kuat-kuat siap untuk menghancurkan siapapun orang itu. Tapi beruntungnya, dia masih mengingat bahwa dirinya masih berada di lingkungan sekolah. Jika tidak, sudah dipastikan orang-orang itu akan lenyap ditangannya.
"Dasar jalang sialan!"
"Apa sih bagusnya dia? Dadanya saja kerempeng begitu!"
"Huh, sudahlah. Ayo kita pergi!"
"Wah, Ayra beruntung banget bisa dekat-dekat dengan Kak Allard!"
"Aku tidak pernah melihat Kak Allard mendekati perempuan secara terang-terangan. Apa mereka pacaran? Huft, pupus sudah harapanku."
"Hahaha, sudahlah jangan seperti itu. Sebagai fans, kita harus tetap mendukung Kak Allard."
"Ah, kamu benar juga. Ya sudah, ayo kita ke kantin saja. Aku lapar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Jugendliteratur[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...