[ Edisi revisi 08 Ags '21 ]
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
"Apa-apaan ini?!" seru Damian marah, yang langsung memenuhi seluruh penjuru ruangan. Semua orang pun menatapnya terkejut. Tetapi, berbeda dengan Allard yang sudah siap dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya, dia tetap akan mempertahankan Ayra, istrinya. Meskipun dia sendiri masih kebingungan.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?!" seru Damian, lalu berjalan menghampiri tempat dimana gadis yang menyandang status sebagai menantunya terbaring tak sadarkan diri. Namun, Allard langsung menghalanginya.
"Aku percaya kalau itu adalah anakku, karena aku tahu, istriku bukanlah perempuan murahan. Aku bisa menjamin kalau aku adalah yang pertama untuknya, karena aku sudah membuktikannya," ujar Allard panjang lebar dengan tatapan tajam yang mengarah pada tuan besar Walter.
"Tapi, kalau Dad tidak mau menerima istri dan anakku, tidak apa-apa, tapi aku tidak akan melepaskan mereka. Terserah Dad mau melakukan apa padaku, bahkan jika Dad mengusirku, aku akan menerimanya," ujarnya lagi dan kini lebih dingin dan tajam. Bahkan auranya terasa sangat mengintimidasi.
"Al-Allard, jangan seperti itu, Sayang. Kita bisa membicarakannya baik-baik," ujar Lily berniat melerai, matanya mulai berkaca-kaca melihat suami dan anaknya bertengkar seperti ini.
Sedangkan, Zhio dan Keyra hanya menyaksikan, tak berani menengahi dua sosok yang hampir menyerupai sosok lucifer yang sedang berada di puncak amarahnya. Termasuk Dr. Froze yang tidak ingin mengambil risiko dengan ikut campur urusan keluarga Walter—salah satu keluarga paling berpengaruh di dunia—walaupun dia sendiri adalah sahabat dari sang kepala keluarga. Namun, dalam diamnya, Zhio memikirkan banyak hal, terutama tentang kehamilan kakaknya yang sudah menginjak satu bulan.
"Apa yang kau katakan?!" bentak Damian marah.
"Sayang, aku mohon, jangan begini. Bayi itu tetap cucu kita!" ujar Lily hampir menangis, menengahi perdebatan suami dan anaknya.
"Maka dari itu, kenapa kalian tidak segera membawanya ke rumah sakit, dan malah menatapku seperti itu?! Nyawa cucuku sedang dalam bahaya!" seru Damian masih dengan amarahnya.
Mendengar ucapan sang kepala keluarga yang ternyata mengkhawatirkan menantunya, membuat pikiran semua orang yang berada di sana seketika kosong; ngeblank, loading.
Tapi berbeda dengan Allard yang langsung sigap menggendong tubuh Ayra yang semakin dingin untuk membawanya ke rumah sakit keluarga Walter. Ya, keluarganya juga memiliki rumah sakit sendiri.
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Tidak sampai sepuluh menit, Allard sudah sampai di rumah sakit. Namun, keluarganya terjebak macet sehingga tertinggal jauh.
Dr. Froze yang satu mobil dengan Allard, langsung memanggil perawat untuk membawa brankar. Lalu segera membawa Ayra ke ruang gawat darurat.
Allard menunggu dengan khawatir di depan ruang UGD. Namun, dia tetap memasang wajah tanpa ekspresinya, karena entah disengaja atau tidak, banyak perawat wanita yang berlalu lalang di hadapannya. Bahkan, adapula yang terang-terangan menggodanya, membuatnya ingin memusnahkan wanita itu sekarang juga. Satu hal yang perlu diingat, Allard bukanlah orang penyabar jika tidak ada istrinya, alias pawangnya.
"Ck, bisa-bisanya mereka menggodaku di saat istriku sedang sakit begini. Apa mereka sudah bosan hidup?!" desisnya dengan suara rendah, membuat aura disekitarnya menjadi mencekam.
Tak lama kemudian, keluarganya pun sampai, bersamaan dengan Dr. Froze yang keluar dari ruang UGD.
"Apa istriku baik-baik saja?" tanya Allard langsung, menghiraukan kedatangan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Teen Fiction[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...