Part 18 | Unfair?

122K 4.6K 26
                                    

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

Sudah dua hari sejak Ayra dirawat, itupun tak luput dari keributan antara Alana dan Axel dikarenakan Axel yang sudah mengetahui perihal kehamilan Ayra, sedangkan dia tidak memberitahunya pada Alana.

Tidak hanya Alana dan Axel, Zhio dan Keyra juga selalu membuat keributan saat menjenguk Ayra, membuat Ayra semakin pusing menghadapi mereka. Tapi, hari ini akhirnya dia bisa keluar dari tempat laknat tersebut.

"Besok kita sekolah, kan?" tanya Ayra saat dia dan Allard sedang bersantai di gazebo halaman belakang untuk menikmati suasana malam yang sebenarnya sangat dingin, tapi Ayra keukeuh ingin keluar. Dia sedang ngidam agaknya.

"Tidak, hanya aku yang sekolah," jawab Allard, lalu mengeratkan pelukannya pada Ayra yang duduk di pangkuannya.

"Apa? Kenapa hanya kamu?" tanya Ayra tidak terima.

"Kamu sedang hamil, Sayang. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu, kamu tahu kan seperti apa fans-fans gila itu," ujar Allard mengutarakan kekhawatirannya.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula, Alana juga selalu di sampingku," ujar Ayra masih keukeuh dengan pendiriannya.

"Ya, aku tahu. Tapi, mengertilah, Ayra," balas Allard dengan nada memelas. Lihat, benar-benar menggemaskan, bukan? Tapi sayang, suaminya itu sangat posesif, pemaksa, pencemburu, dan masih banyak lainnya.

"Ya, aku mengerti. Tapi, kalau kamu tidak mengizinkanku sekolah, aku akan kembali bekerja—"

"Baiklah, kamu boleh sekolah!" potong Allard cepat saat mendengar permintaan istrinya yang mustahil dia turuti.

Hal tersebut tak pelak membuat Ayra tersenyum senang, akhirnya suaminya yang pemaksa itu mau menurutinya.

"Kalau kamu ingin sekolah besok, sekarang kamu harus istirahat," ujar Allard lembut.

"Baiklah," balas Ayra tanpa pikir panjang lagi.

Allard pun menggendong istrinya ala bridal menuju kamar mereka.

"Kenapa kamu hobi sekali menggendongku seperti ini?" gerutu Ayra tidak suka, namun Allard malah tersenyum senang.

"Karena aku sangat mencintaimu," balas Allard tersenyum lembut, membuat pipi Ayra memanas.

"Tidak ada hubungannya!" gumam Ayra, lalu menyembunyikan wajah meronanya di dada bidang sang suami. Astaga, kenapa suaminya itu senang sekali menggodanya, sih?!

"Benarkah? Tapi kenapa wajahmu merah? Apa kamu gerah? Mau aku bantu lepaskan bajumu?" tanya Allard bertubi-tubi, menggoda Ayra. Mungkin sekarang menggoda istrinya sudah menjadi hobinya, karena dia merasa sangat senang saat melihat Ayra yang merona.

"Aku akan membunuhmu," desis Ayra tajam. Namun, Allard terkekeh geli dengan ucapan Ayra yang berbeda dengan reaksi wajahnya yang semakin memerah. "Aku benar-benar membencimu," gumamnya.

"Aku tahu kalau kamu sangat mencintaiku, kamu tidak perlu mengatakannya berulang kali seperti itu," balas Allard yang masih setia dengan senyuman lembutnya.

Semua pelayan, penjaga, bodyguard, dan semua penghuni mansion keluarga Walter—yang melihat tuan muda mereka kembali seperti dulu karena nyonya muda mereka— merasa senang yang tak bisa dideskripsikan. Mereka pun turut bahagia dengan pernikahan sang tuan muda yang menambah kebahagiaan keluarga Walter.

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

05.30 a.m

He's My Husband [ REPUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang