[ Edisi revisi, 01 Feb '18 ]—[ Revisi kedua 10 Ags '21 ]
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Tempat pertama kali yang didatangi Zhio adalah kantor kakak iparnya. Namun, perusahaan itu sudah tutup. Hanya beberapa lampu yang menyala menerangi beberapa sudut bangunan perusahaan.
"Cari siapa, Dek?" tanya seorang pria paruh baya berseragam satpam.
Zhio dan Keyra menoleh. "Mr. Allard. Apa beliau tadi kesini?" tanya Zhio.
"Tidak, Mr. Allard tadi sore pergi bersama istrinya, setelah itu tidak datang kemari lagi," jawab satpam tersebut.
"Apa Anda tahu kira-kira mereka pergi ke mana?" tanya Zhio lagi.
"Oh, maaf, kalau itu saya tidak tahu. Tapi, yang saya tahu, beliau akan pergi makan malam," jawab Si Satpam mengingat gosipan para karyawan yang membicarakan tentang bos muda mereka yang pergi makan malam bersama sang istri.
Zhio berpikir sejenak, lalu mengucapkan terima kasih. Satpam tersebut pun pamit undur diri untuk melanjutkan patrolinya.
"Bagaimana?" tanya Keyra, menatap pemuda itu dari kaca spion. Nampak raut wajah tegasnya yang sedang berpikir keras.
Tanpa menoleh, Zhio bertanya, "Apa kamu tahu kira-kira mereka pergi kemana?"
"Aku tidak tahu. Kami jarang makan di luar," jawab Keyra merasa bersalah karena tidak dapat membantu.
Untuk beberapa saat Zhio terdiam, memikirkan cara yang efektif untuk segera menemukan keberadaan kakaknya. Setahunya, sang kakak juga tidak pernah makan di luar. Hingga akhirnya dia mengingat sesuatu, lalu segera mengeluarkan ponselnya.
Jarinya mulai mengotak-atik ponselnya, tapi kemudian menggeram kesal. Ponsel kakaknya mati, tidak hanya itu, posisi terakhirnya pun tidak bisa dilacak. Kemudian dia mengotak-atik ponselnya lagi.
"Ini, peganglah. Arahkan jalannya," ujar Zhio memberikan ponselnya yang menampilkan sebuah map, dan dijawab anggukan oleh Keyra.
Sebuah motor ducati hitam melaju kencang di tengah gelapnya malam. Melewati jalanan kota yang diterangi oleh bermacam-macam jenis lampu.
Dibalik helm full face nya, Zhio terus membatin merapalkan doa. Perasaannya semakin gelisah. 'Semoga Kak Ayra bersamanya.'
Namun, harapan hanyalah tinggal harapan. Motornya telah berhenti di sebuah taman di dekat pinggiran kota. Darahnya langsung mendidih saat melihat sang kakak ipar sedang duduk santai di sebuah bangku taman kota bersama seorang wanita yang tentunya wanita itu bukanlah kakaknya.
"Sialan!" desis Zhio tajam.
Setelah memarkirkan motornya sembarang dan melepas helm-nya, dengan kilatan amarah, dia melangkah cepat menuju dua manusia yang entah sedang membicarakan apa. Tapi, dilihat dari interaksinya, keduanya nampak nyaman tanpa beban. Membuat emosi Zhio semakin tersulut.
Pikiran-pikiran negatif terus berputar memenuhi kepalanya bersamaan langkahnya yang semakin dekat. Mana ada seorang lelaki beristri bermesraan dengan wanita lain hampir tengah malam begini. Memikirkannya semakin membuat Zhio pusing dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.
Keyra yang menyadari kehadiran Vayla pun tertegun sejenak. Lebih dari pantas jika Zhio menghajar kakak tidak tau dirinya itu. Tapi, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Zhio dan kakaknya, dia pun langsung menyusul pemuda iu setelah melepas helmnya. Namun, terlambat.
Bugh! Bugh! Bugh!
Hantaman keras terdengar di keheningan malam itu. Zhio sang pelaku, langsung memberi hadiah beberapa bogeman yang mendarat sempurna di wajah kakak iparnya. Pukulan itu tidak hanya didasari oleh tenaganya, namun amarah yang meluap membuat pukulannya semakin keras. Mata dan wajahnya memerah, dirinya telah dikuasai emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/124259450-288-k813761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Novela Juvenil[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...