[ Edisi revisi 1 Feb '18 ]—[ Revisi Kedua 8 Ags '21 ]
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Setelah kejutan Allard yang tidak terduga, dan hampir membuat Ayra menangis malam itu, kini semuanya kembali ke kehidupan masing-masing. Berangkat sekolah, bermain, bekerja, dan lain sebagainya.
Ayra kembali ke kehidupan sekolahnya seperti biasa, namun tidak dengan statusnya. Walaupun pernikahannya disembunyikan, tapi di sekolah dia dikenal sebagai kekasih dari seorang Allard. Sebenarnya, dia tidak ingin warga sekolah tahu tentang hubungannya dengan sang pangeran sekolah. Biar mereka tahu sendiri. Tapi, suaminya yang pencemburu dan pemaksa itu tidak bisa dicegah.
Allard selalu cemburu jika dirinya dekat dengan pria lain. Padahal dia hanya sekedar membahas tugas yang diberikan oleh guru. Ash, Ayra sempat tidak tahan dengan sifat pencemburu dan posesif suaminya.
Untuk masalah pekerjaan, jelas Allard melarang istrinya bekerja, sedangkan dirinya mulai ikut sang ayah mengurus perusahaan. Mereka berdua tetap tinggal di rumah utama keluarga Walter bersama orang tua mereka.
Tapi tidak dengan Reyna dan Zhio yang memilih tinggal di rumah pemberian keluarga Walter. Tadinya Reyna menolak, tapi kekeras kepalaan seorang Walter benar-benar mengerikan. Tentu saja yang memaksa adalah Lily Walter, sang nyonya besar.
Ayra juga ingin ibu dan adiknya ikut tinggal di rumah keluarga Walter, agar dia bisa ikut mengurus ibunya yang nampak belum menunjukkan kemajuan lagi. Namun apa daya, ibu dan adiknya menolak. Jadi, Ayra hanya mampu menjenguk sang ibu dan adik tercinta setelah pulang sekolah.
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Tak terasa, dua minggu telah berlalu sejak pernikahan fenomenal Allard dan Ayra.
"Aku mau menjenguk ibu dulu," ujar Ayra di telpon. Dia sekarang sedang dalam perjalanan menuju kediaman ibu dan adiknya.
"Baiklah, kalau sudah selesai segera hubungi aku. Aku akan menjemputmu," balas Allard, dan sepertinya lelaki itu kini tengah sibuk.
Ayra tersenyum. Suaminya itu, sesibuk apapun pasti akan menyempatkan untuk menjemputnya. "Okay. Tapi, mungkin aku agak terlambat. Zhio kan sedang ada acara di sekolahnya. Katanya kemungkinan sampai tengah malam."
Hening sejenak. "Aku akan menyusulmu nanti setelah urusan di kantor selesai."
"Iya iya. Sudah dulu, ya. Aku sudah sampai." Berbincang dengan suaminya memang sesuatu. Tak terasa bus yang ditumpanginya sudah sampai saja.
"Hm. I love you," ujar Allard dengan suara deepnya. Ah, Ayra tidak bisa menyembunyikan rona wajahnya. "Mana balasan untukku?"
Karena terlalu sibuk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah, Ayra sampai tidak sadar jika sang suami sedang menunggunya. "A-ah, aku harus segera turun."
"Sayang, jangan melarikan diri." Di seberang sana, sosok Allard kini tengah menyeringai lebar. Sangat menyenangkan menggoda istrinya.
"Too," balas Ayra pelan. Pelan sekali. Karena sekarang dia sedang keluar dari bus dan itu pastinya membuatnya melewati beberapa penumpang lain. Astaga, malunya.
"Too apa?" Lagi, suami menyebalkannya itu menggodanya. Benar-benar menyebalkan! Kemana gelar cassanova dingin yang masih disandangnya itu?!
"Love you too! Puas?!" Habis sudah. Ayra langsung menutup wajahnya dan segera berlari menuju rumah ibunya.
Disana, Allard tertawa puas. Tentu saja dia senang mendengar suara lantang istrinya. Pasti istri manisnya itu sedang mati-matian menahan malu. "Baiklah, hati-hati disana. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Jugendliteratur[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...