[ Edisi revisi 9 Ags '21 ]
Woka gaess, sekali lagi aku ingatkan. Mulmed nggak ada sangkut pautnya ama cerita, ya. Hehe.
Tapi yang di mulmed bukan Allard sama orang ketiga ya😅 Jangan esmosi dulu.
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Sudah satu bulan berlalu sejak kelulusan Allard. Karena masih kuliah, Damian belum menyerahkan jabatan presiden direktur (presdir) Walter Group pada putra sulungnya itu. Karena, menjadi seorang pemimpin sebuah perusahaan besar benar-benar menguras tenaga. Sedangkan, Allard sendiri telah diterima di salah satu universitas terbaik di New York City ini. Yangmana, hal tersebut membuat Allard tidak mempunyai banyak waktu karena disibukkan dengan tugas kuliah yang seperti tidak ada habisnya, padahal ini baru bulan pertama.
Sekarang, lelaki tampan itu pun semakin disibukkan dengan pekerjaan sebagai direktur di salah satu perusahaan di bawah kepemimpinan Walter Group dan kegiatan kuliahnya, sampai dia tidak mempunyai banyak waktu bersama sang istri. Bahkan, dia lebih sering menginap di kantornya karena pekerjaan yang menumpuk, entah itu dokumen kantor maupun tugas kuliah.
Padahal, Ayra sering merasa ingin berada di dekat suaminya. Kata Dr. Emily—yang dipercaya menjadi penanggung jawab atas kehamilan sang nyonya muda keluarga Walter—, Ayra tengah mengalami masa ngidam. Namun masih pada tingkat awal, sehingga beberapa dari hormonnya masih bisa ditahan.
Sehingga, ketika keinginan bersama sang suami tiba-tiba timbul, dia masih bisa menahannya. Lagipula, dia juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengunjungi kantor Allard, karena dia sudah menjadi siswa senior yang disibukkan dengan tugas-tugas. Belum lagi, dia juga harus cukup istirahat, membuatnya benar-benar tidak bisa menemui sang suami barang sebentar saja. Mereka hanya bisa berkomunikasi lewat telepon, seperti sekarang.
"Hallo, Sayang. Kamu makan dengan baik, kan? Kandunganmu sehat?" tanya Allard di seberang sana. Seperti biasa, pria itu menjadi lebih cerewet jika tidak pulang ke rumah. Padahal, dia dulu adalah sosok yang sangat cuek, dingin, dan kejam. Tapi sekarang?
"Hmm. Kandunganku sehat," jawab Ayra singkat. Sekarang dia sedang berada di kantin sekolah.
Hari ini dia sedang tidak bersama dengan Alana. Temannya itu tidak masuk hari ini dikarenakan ada acara keluarga. Sehingga, Ayra duduk seorang diri tanpa ada yang mau (tidak berani) duduk bersamanya.
"Apa kamu istirahat dengan cukup? Jangan melakukan hal yang berat, jangan sampai kamu kelelahan." Dengarkanlah, bahkan kini Allard tidak kalah dengan mulut para siswi yang menggunjing Ayra secara diam-diam.
"Aku tutup." Jengah, karena hanya hal itu yang selalu ditanyakan Allard setiap menelponnya.
Di seberang sana, Allard terkekeh geli mendengar dengusan pelan istrinya. "Tunggu dulu! Apa kamu punya waktu?"
"Sepertinya tidak," jawab Ayra setelah berpikir sejenak, mengingat tugas-tugas sekolahnya.
Kini Allard yang mendengus pelan."Oh ayolah..., aku sangat merindukanmu, Sayang." Suara yang biasanya terdengar mengintimidasi, sekarang berubah menjadi merengek. Sangat bukan Allard sekali, everybody.
"Tapi, aku benar-benar sibuk, Allard," sahut Ayra yang juga menghela napas pelan.
"Selalu itu alasanmu. Oh, atau jangan-jangan kamu ingin memberiku kejutan seperti saat kelulusanku, ya?" tebak Allard, menggoda istrinya.
"Tidak," jawab Ayra singkat, padat, dan mengecewakan.
"Ck. Apa kamu benar-benar tidak punya waktu untuk suami tampanmu ini?" pinta Allard dengan nada merajuk. Lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Novela Juvenil[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...