Part 13 | Reception

139K 5.6K 66
                                    

[ Edisi revisi 31 Jul '21 ]

⚠️Chapter ini keknya panjang banget. Kalau mulai bosan, silakan klik tombol back dan cari novel lain atau klik tombol home dan berhentilah berhalu (•‿•)

Jangan harap bakal ada 'adegan yang kalian harapkan' dalam novel ini, hehe😈

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

"Hai semuanya!" sapa pria itu, yang tidak salah dan tidak bukan adalah Axel. Ia datang bersama seorang perempuan yang sangat cantik dan nampak elegan.

Perempuan itu tampak sempurna, namun make up naturalnya masih menyisakan mata sembabnya yang agak kentara. Perempuan itu—ah bahkan sepertinya dia masih berada di tingkat Junior— nampak sangat cantik, dengan bentuk tubuhnya yang mampu membuat para pria meteskan air liur. Dan mungkin salah satu dari pria itu juga adalah Axel(?).

Dan entah kenapa Alana merasa tidak senang saat melihat gadis cantik itu menggandeng lengan Axel dengan mesra. Namun ia mencoba menyembunyikannya dengan ekspresi datar yang ia pelajari dari Ayra. The best teacher, huh?

"Wah, ada Alanaku," ujar Axel senang saat melihat Alana, lalu hendak mendekatinya. Namun, gadis itu langsung menjauh.

"Kuperingatkan, jangan mendekatiku!" seru Alana dengan ekspresi marah? Kecewa? Entahlah.

Axel sempat bingung dengan tingkah gadis incarannya itu, walau memang biasanya mereka selalu bertengkar jika bertemu. Tapi, kali ini Alana terlihat aneh dan berbeda. Tetapi, detik berikutnya dia langsung menyeringai senang. Ah, sepertinya dia pantas menerima gelar lelaki paling peka di dunia. Oh jelas, dia sudah banyak pengalaman dengan para wanita.

Axel pun mencium pipi gadis yang datang bersamanya tadi, dan gadis itu pun hanya diam saja menerima perlakuan Axel. Bahkan, nampak seperti sudah menjadi kebiasaan mereka.

'Kebiasaan? Apa jangan-jangan mereka ini partner atau bahkan kekasih?! What the?' batin Alana seraya menatap Axel tajam. Namun, tersirat kekecewaan dan kesakitan di manik biru lautnya. Axel sang penakluk wanita jelas menangkap makna tersirat itu dan semakin menyeringai dalam hatinya.

"Dasar brengsek! Aku yakin, dia adalah pria terbrengsek yang pernah aku temui!" desis Alana pelan.

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, dia sampai tidak menyadari kalau Axel yang sudah berada di depannya seraya melempar senyuman yang mampu dinobatkan sebagai salah satu senyuman terindah di dunia.

"Eh? Sejak kapan kau di sini?!" seru Alana terkejut, menghiraukan pesona seorang Axellio Hongston .

'Ish, gadisku ini benar-benar manis,' geram Axel tertahan.

Lelaki yang tak kalah tampan dari Allard itu tidak menjawab. Namun tiba-tiba dia memeluk pinggang gadisnya dengan posesif, lalu mengecup singkat bibir gadis itu penuh sayang di hadapan semua orang yang ada di kamar itu. Ya, hanya kecupan ringan yang tulus. Tidak ada nafsu di dalamnya.

"Huft, anak muda zaman sekarang ini benar-benar...," gumam Rere sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Axel melepas kecupan singkatnya, lalu menatap Alana tak lupa dengan senyuman mautnya.

"Sudahlah, Kak. Jangan menatapnya seperti itu, kau membuatnya jijik," ujar gadis cantik yang datang bersama Axel tadi.

"Ish! Kau ini merusak suasana saja!" gerutu Axel tidak terima akan hinaan adik cantiknya itu.

Alana menatap lelaki di hadapannya dan gadis itu secara bergantian, dia baru menyadari ada kemiripan di antara keduanya. Tidak, bahkan sangat mirip. Gadis itu seperti Axel, namun dalam versi perempuan. Pantas saja gadis itu sangat cantik, pikir Alana.

He's My Husband [ REPUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang