2 : : YOU

1.8K 196 26
                                    

"Kau selalu menepis perubahan itu. Padahal kau tahu setiap jam, menit, dan detik yang kau lalui semuanya akan berubah."

~One Gift for Alvan~

...

Alvan mengerjap, tangan kanan yang tadi ia gunakan untuk memegang sendok plastik, dilepaskannya sejenak lalu mengancungkan jari telunjuknya tinggi-tinggi ke arah cewek di hadapannya. "Lo siapa?"

"Kamu enggak kenal aku?" tanya cewek itu, berjalan beberapa langkah mendekati Alvan. "Di kampus ini kita sekelas, kamu serius enggak kenal aku?"

Alvan menggeleng cuek, kembali fokus dengan makanannya, bilang saja dirinya aneh sekarang, ia tidak tahu dan tidak mau tahu siapa teman sekelasnya. Baginya, teman hadir hanya untuk pergi, hanya berdiri di depannya beberapa detik lalu pergi meninggalkannya lagi.

Lebih baik seperti ini. Yap, sendirian. Meskipun awalnya susah untuk membiasakannya namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Bukankah seorang mahasiswa memang dituntut untuk menjadi mandiri? Melakukan semua hal sendiri demi kebahagiaan masing-masing?

Alvan meneguk air mineralnya sejenak, lalu melempar botol minuman dan bungkus makanannya ke dalam tong sampah. Menyebalkan, tidak seharusnya ia larut ke dalam pikiran gilanya.

Alvan bangkit dari tempat duduk, berjalan menjauhi halaman depan ruang perpustakaan.

"Kamu mau ke mana?" tanya Via, berjalan di belakang Alvan.

"Kelas," jawab Alvan, mempercepat langkah kakinya. Sedikit berharap semoga cewek di belakang itu tidak mengikutinya.

Kedua sudut bibir Via terangkat, menyamakan langkah kakinya dengan langkah Alvan. Ia ulurkan sebelah tangan sebagai salam perkenalan. "Oh ya Van, kamu belum kenal aku 'kan? Oke, aku Via Valentika, umur 18 tahun, hobi baca buku, dan jangan lupa aku satu kelas dengan kamu."

Diam-diam Alvan menggerram, dimasukkannya kedua tangan ke dalam saku celananya, berjalan semakin cepat. Via mengejar Alvan dari belakang. "Alvan? Van? Ayo sekarang giliran kamu."

Tak ada jawaban, jangankan untuk menjawab, melihat wajah cewek itu saja sepertinya Alvan sudah ogah-ogahan.

"Alvan?"

"Diam!!" bentak Alvan tiba-tiba. Hening seketika, mahasiswa yang tadinya sibuk berlalu lalang melewati lapangan langsung berhenti sejenak, puluhan kepala itu menoleh memerhatikan si pemilik suara bentakan.

Tak peduli, Alvan masih saja menggertakkan giginya, geram. Napasnya naik turun tak tentu arah seraya memerhatikan cewek itu dengan mata yang membulat. Via menundukkan kepala, jari-jari lentik cewek itu mencengkram buku-bukunya dengan erat berusaha tidak tampak bergetar.

"Jangan ganggu gue! Jangan ikut campur urusan gue! dan jangan sesekali lo coba dekat-dekat dengan gue!! Kalau lo dekat-dekat gue..." Kedua mata Alvan menyipit tajam. "Enggak peduli lo cewek atau cowok, gue bakal nyakitin lo."

Via mengangguk pelan, tak berani memerhatikan wajah Alvan. "I-iya."

"Bagus," Alvan tersenyum sinis, mengeluarkan handphone dari tasnya, lalu menyumbatkan headset di kedua telinganya, dibalikkannya badan, berjalan kembali menuju kelas.

📚📚📚

Entahlah Via tak tahu apakah ia harus bersyukur atau tidak disaat-saat seperti ini. Tadi dirinya sudah terkunci di dalam perpustakaan, dibentak oleh Alvan di tengah lapangan dan sekarang karena hampir terlambat masuk ke dalam kelas mau tak mau ia hanya mendapatkan sisa bangku kosong.

Dan parahnya, satu bangku kosong itu di sebelah Alvan.

Penekanan. Al-Van.

Via berjalan menuju bangku belakang, meletakkan tasnya, didaratkan tubuhnya ke kursi itu lalu menoleh ke arah kanan memerhatikan Alvan. Cowok itu seperti biasa, disaat perkuliahan hanya duduk diam, memutar-mutar pena dengan sebelah tangannya dan menerawang memerhatikan papan tulis di depan.

Satu hal yang ia bisa simpulkan sekarang.

Seorang Alvaranda Manathan berubah, Alvan tidak seperti dulu yang ia kenal.

___

Haii... bab dua bab dua!! Kependekkan yak? Cuma bisa segitu dulu buatnya hehe... semoga masih ada yang mau nungguin.

Alvan : Thor, cepat update, kasih gue jodoh. Bosan ini jomblo terus. Lo enggak kasian lihat gue jomblo terus thor?

Author : Enggak, kan gue juga jomblo. Entar kalau gue kasih lo jodoh, gue enggak punya teman jomblo lagi dong.

Alvan : -_-

bye bye see you next time 

08. 10. 2017

Reztt

ATSFN SERIES : One Gift for AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang