We not have choice chapter 8

486 53 14
                                    

Seoul Korea selatan

"Kai... bisakah aku bicara dengannya? kau selalu melarangku selama ini... aku sangat merindukannya, aku ingin tahu bagaimana dia sekarang?... Seperti apa suaranya?..." gadis bermata owl itu rupanya sedang bicara di telepon

"Mian Sooie... aku tak bermaksud melarangmu tapi keadaannya sekarang sama sekali tidak memungkinkan untuk Sehun bisa berbicara denganmu, terlebih... Wang Jin hao sudah mulai mencurigainya."

gadis itu hanya diam dengan masih memegang ponsel yang setia menempel di kupingnya

" Sooie... Sehun juga sangat merindukanmu dan tak perlu ku ingatkanpun dia pasti akan menghubungimu... hanya saja waktunya belum tepat percayalah..."

Kyungsoo lagi-lagi harus menelan kekecewaan karena Kai tak bisa memenuhi keinginannya itu, di saat ia terlarut dalam lamunannya tiba-tiba seseorang merebut ponsel itu darinya

"Kim Jong in, kau bilang Jin hao sudah mencurigainya?"

Kai tercekat mendengar suara itu, itu suara...

Oh Rain...

ayah kandung Sehun

"Lalu kenapa jika begitu? Tak ada yang perlu kalian takutkan! aku siap berhadapan langsung dengan si keparat Wang itu!! Akan ku bawa kembali putraku, dan katakan pada Sehun kembalilah ke korea dengan atau tanpa sepengetahuan Black eagle"

"Ee- ketua, mungkin jika hanya itu memang tak ada masalah walau Jin hao maupun orang-orangnya mengetahuinya tapi masalahnya... ada sesuatu yang membuat Sehun berat meninggalkan china saat ini dan ia sangat mengkhawatirkannya juga"

"Apa? Sesuatu apa maksudmu? Aku dan orang-orangku yang akan menghadapinya jika ada apa-apa pada Sehun!"

"Mm ya... ku rasa lebih baik Sehun sendiri yang menjelaskannya nanti"

PIP

Sambungan pun terputus

'Sesuatu?... apa maksud Jong in? Sebenarnya apa yang membuat Sehun berat untuk kembali ke korea?'

"Appa, bagaimana?"

"Kau tak perlu khawatir Kyungsoo sayang... Sehun akan segera pulang dan kembali berkumpul bersama kita disini"

Rain mengusap sayang puncak kepala putri sulungnya ini

***

Hongkong Cina

"Aaaaargh!!...A!"

"Zitao..." bisik Lu han

"Jijie... ayo naik! berusahalah..." Tao menarik tangan Lu han yang hampir saja jatuh ke tanah, dia muncul dari jendela di lantai dua. Dalam hati Yi fan merasa lega karena Lu han berhasil selamat.

"Jijie kau tidak apa-apa kan? Sebaiknya kita segera pergi, ayo!" Keduanya pun bangkit lalu pergi dari sana. Di sisi lain Chan lie dan Shixun, keduanya sedang mengikat Yongguk di sebuah kursi.

"Kurang ajar kalian berdua! Shixun! dasar kau setan tengil! Akan ku bunuh ka-mp"

"Jangan meracau terus! Aku tidak suka jika ada yang menjelekkan adikku" Bela Chan lie setelah menyumpal mulut Yongguk dengan sapu tangan hingga pria itu tak bisa bersuara lagi.

Tiba-tiba datang segerombolan orang Zhang yang sudah melepaskan tembakan secara brutal ke sembarang arah, Chan lie dan Shixun pun dengan sigap bersembunyi di balik pilar dan meja lalu membalas serangan mereka dengan hal yang sama namun naas, mereka kehabisan peluru setelah tak lama mereka melapaskan tembakan

We Not Have Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang