We not have choice chapter 17

495 64 28
                                    

"Lu han"

Lu han yang baru saja datang itu menghentikan langkahnya ketika sang ayah memanggilnya, ia lantas berbalik ke arahnya

"Dari mana saja kau hingga baru pulang pagi begini?" Tanyanya

"Pergi dengan teman, kenapa memangnya?"

"Kau itu sudah menikah dan kau juga putri seorang gubernur Lu han, publik akan berkata buruk tentang kita jika kelakuanmu seperti itu" tegas Jin hao

sementara Yi fan hanya diam memperhatikan perdebatan anak dan ayah itu

"Sejak kapan baba peduli dengan hal baik? Lebih baik baba benahi diri baba sendiri"

"Aku tidak butuh nasihat dari seorang biadab seperti kalian" timpal Lu han dengan nada yang sinis

Jin hao pun diam ketika sang anak langsung melenggang pergi begitu saja tanpa permisi

"Ah... anak itu" kesal Jin hao

"Yi fan, apa ada perkembangan tentang keberadaan mereka?" Tanyanya sambil berjalan ke pintu depan di ikuti Yifan di sampingnya

"Aku belum dapat kabar apapun lagi dari orang-orangku baba"

"Tak satupun?" Jin hao menghentikan langkah sejenak

"Zi Tao? atau Chan lie?"

Yi fan menggeleng

"Chan lie bahkan seperti hilang di telan bumi. aku tak menyangka jika dia akan pergi sampai selama ini. ku pikir dia hanya pergi untuk menenangkan pikirannya sementara waktu" ujar Yi fan

"Kepergian Chan lie ini harus kita selidiki, aku curiga jika sebenarnya dia hanya ingin mengecoh kita supaya bisa bebas dari Black Eagle"

"Iya baba"

Jin hao pun masuk ke dalam mobilnya lalu pergi di ikuti iring-iringan para pengawalnya

Yi fan melihat kepergian babanya dengan tatapan yang sulit di artikan

***

Other side

Seorang wanita paruh baya sedang berjalan di lorong ruang rumah di ikuti beberapa maid di belakangnya, lalu mereka pun masuk ke sebuah ruang kamar besar yang ternyata sudah ada dua orang lawan jenis disana

"Ibu" sapa seorang pemuda

"Selamat pagi Jun... selamat pagi juga xiongmao..." wanita yang di panggil ibu itu pun mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang masih terduduk di tempat tidurnya,

Namun gadis itu tak merespon sama sekali. sepertinya gadis ini memang baru bangun tidur, terlihat dari piyama dan penampilannya yang masih kusut

"Jun, bisa tinggalkan kami?"

"Bu..." pemuda itu merajuk

"Jun..."

"Hahhh..." pemuda itu pun mendesah pasrah lalu pergi keluar

"Nah sekarang kau sarapan ya"

Gadis itu menepis tangan Victoria saat hendak menyuapinya

"Kenapa? Kau tidak suka makanannya ya?"

"Dengar nyonya! Jika anda pikir, dengan anda sok baik dan memperhatikanku seperti ini aku akan luluh dan mau menurutimu, itu salah!" gadis itu menjawab dengan menekankan kata-katanya

We Not Have Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang