We not have choice chapter 18

495 68 58
                                    

Sorry for typo


Tao terkejut ketika seseorang tiba-tiba menariknya, namun yang lebih mengejutkan lagi saat ia telah tau siapa yang menariknya barusan itu

"Shixun..." bisiknya sangat pelan dengan raut terkejutnya

Namun pria di hadapannya itu sama sekali tak menjawabnya, ia malah langsung memeluknya dengan sangat erat

"Kau kemana saja Zi... hiks..." Shixun tak bisa menahan kerinduannya lagi pada gadis ini, bahkan hingga ia terisak saat ini

"Aku benar-benar tersiksa tanpamu peach..."

Tanpa sadar Zi Tao pun sudah menitikan air matanya,

'Akupun begitu Shixun... aku juga tersiksa tanpamu... ' Tao mengeratkan pelukannya pada Shixun

"Aku bahkan sudah hampir putus asa mencarimu, aku takut kau benar-benar pergi dariku selamanya" Shixun lalu melepas pelukannya

"Dimana kau selaman ini hm?" Shixun kemudian mencium bibir curve Tao itu dengan ganas lalu beralih menciumi seluruh wajah gadis itu

"Atau memang Black Eagle yang menyembunyikanmu selama ini? huh?"

Tao hanya menggeleng sebagai jawaban

"Bukan? Lalu?" Shixun mengernyit bingung

"Zhang..."

"Merekalah yang membawa dan menyelamatkanku tapi... yah... mereka tentu melakukan itu bukan tanpa imbalan"

"Hh, dan kau lihat pakaianku ini? Mau tak mau aku harus kabur dari sana dengan pakaian seperti ini. karena mereka memaksaku menikah dengan Jun hong, tapi aku tidak mau"

"Kalau begitu kau mau menikah denganku?" Tanya Shixun dengan seulas senyum manisnya

Tao langsung memalingkan wajahnya karena malu

"Tapi sebentar! tadi kau bilang mereka menyelamatkanmu?"

Tao mengangguk lemah

"Hh... Zi, yang menyelamatkanmu itu bukan mereka tapi..." Shixun menggantungkan kalimatnya

"Tapi?" Ulang Tao

"Aku akan memberi tahumu nanti"

Tao menatap Shixun penuh tanya,

"Hentikan tangismu itu, kau sangat jelek jika menangis" ejek Shixun sembari mengusap air mata Tao yang membasahi pipinya yang sekarang mulai menirus tak sechubby dulu

"Ck!" Tao mendorong Shixun

"Jika jelek, lantas kenapa kau tiba-tiba menciumku seganas itu tadi huh?" Ketus Tao

Shixun terkekeh pelan mendengar jawaban Tao

"Lagi pula kau sendiri kenapa menangis albino! Di tinggal beberapa waktu olehku, sekarang kau jadi tipikal yang cengeng rupanya" Tao mengerucutkan bibirnya

"Maka itu... jangan menagis, karena itu juga salah satu kelemahanku padamu. Aku bisa menyerangmu lebih ganas lagi dari itu jika kau terus menangis"

"Dan yah... inilah aku jika tanpa kau di sisiku..."

"Sangat hancur" tatapan pemuda itu menyendu

seperti apa yang di katakan Shixun barusan, Tao pun merasakan hal yang sama seperti pemuda itu

Dirinya hancur tanpa sang kekasih yang amat dicintainya ini

"Lebih baik sekarang kita pergi dari sini dulu"

"Tapi mobil ini rusak Xun"

"Ikut aku!"

***

We Not Have Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang