"Lantas, untuk apa kebersamaan yang kita jalani selama ini? Untuk apa senyum itu? Untuk apa tatapan penuh arti itu? Untuk apa perhatian-perhatian kecilmu itu? Untuk apa gurauan-gurauan yang mengisi hari-hari kita? Untuk apa canda tawa itu?
Untuk apa semuanya kamu lakukan, jika pada akhirnya kamu justru memilih bersamanya? Menggandeng tangannya? Tertawa bersamanya?
Bagus, semesta.
Gadis itu mendapatkan hatinya dengan begitu mudah, sedangkan aku berusaha keras untuk menahan debar menggebu di dada agar bisa tetap di dekatnya.
Gadis itu mendapatkan hatinya dengan mudah, sedangkan aku harus susah payah menahan perubahan merah di kedua pipi agar dia tidak curiga.
Bagus, semesta.
Dia pergi dengan begitu mudahnya, sedangkan aku disini tertawa getir menyadari betapa bodohnya aku hanya dijadikan tempat persinggahan sementara."
- Rahmadani. // 22:22
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Aksara {Sudah Selesai}
PoésieRajutan aksara dari seorang gadis penikmat kehilangan.