Lembaran Ke Seratus Dua Belas

102 7 0
                                    

“Di penghujung jalan itu,
dia berdiri.
Hanya bergeming tanpa suara.
Bibirnya bungkam;
tak sepatah kata pun keluar dari sana.

Di penghujung jalan itu,
dia berdiri.
Menatapku sungguh lekat,
hingga membuat napasku tercekat.

Di penghujung jalan itu,
dia berdiri.
Tanpa suara; hanya tatapan.
Tanpa menghampiri; hanya bergeming.
Padahal, dia tidak tau,
kalau ada banyak rindu yang menggebu;
mengoyak jiwa tanpa letih sebab dia pergi tanpa pamit.

Di penghujung jalan itu,
dia berdiri.
Tanpa meyuarakan apapun;
agaknya aku sudah seperti orang asing untuknya.”

- Rahmadani. // 19:56

Sejuta Aksara {Sudah Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang