Lembaran Ke Delapan Puluh Satu

143 11 0
                                    

"Perihal rindu
--hadirnya tak pernah menentu.
Berdesak, menggebu, memburu,
bagai anak panah yang menusuk tepat di jantung;
bagai bom yang sudah saatnya meledak; memecahkan ruang hati yang sebelumnya sudah tertata hampir rapi.

Perihal rindu
--hadirnya selalu ciptakan sesak yang memburu,
Mendorong tetes airmata untuk jatuh dari pelupuk.
Menciptakan berbagai tanya, tentang tuan si pemilik rindu yang kini entah bagaimana kabarnya.

Apa dia rasakan yang sama?
Atau hanya, sesak ini aku sendirian yang merasa?"

- Rahmadani. // 16:45

Sejuta Aksara {Sudah Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang