maafin aku ya, soalnya masih banyak typo. kalau ada waktu pasti di edit kok. happy read:)
•••
"Aaa... mama, aku kangen!" Prilly langsung memeluk mamanya seketika pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita yang sedikit terkejut.
Prilly mencium wajah mamanya bertubi-tubi. Ali terkekeh melihat tingkah istrinya yang meggemaskan itu.
"Prilly, kamu ke sini? Mama kangen. Apa kabar?" tanya mama.
"Alhamdulillah, ma. Kami baik-baik aja."
Mama tersenyum. Lalu ia menyuruh kedua tamu istimewa itu masuk ke dalam.
"Maklum, Li. Prilly ini manja banget orangnya kalau sama mama. Nggak bisa jauh-jauh dari mama." Mama terkekeh di akhir ucapannya sambil mengelus-ngelus kepala anaknya yang bersandar di bahunya. Ali juga terkekeh, sedangkan Prilly mengerucutkan bibirnya, "gimana pernikahan kalian? Prillynya gimana ke kamu, Li? Nggak nyesel 'kan nikah sama anak mama?" lanjut mama yang mendapat gerutuan dari Prilly.
Ali terkekeh lagi, "alhamdulillah, ma. Nyesel banget kalau nyia-nyiain anak gemesin kaya Prilly gini."
"Prillynya manja nggak?"
"Wajar, ma. Masih anget-angetnya ini."
"Gimana rasanya? Nikah enak nggak? Udah ada ciri-ciri dapet momongan belum?"
"Minta doanya aja, ma," kali ini Prilly yang menyahut, "Prilly capek. Masuk yuk, Li," ajak Prilly yang langsung mendapat anggukan dari Ali. Sedangkan koper dan kawannya sudah dibawa oleh pembantu rumah ini.
"Kami masuk dulu ya, Ma." Mama mengangguk.
Sesampainya di kamar, Prilly langsung merebahkan tubuhnya dan menghirup udara dalam-dalam. Ali juga.
Tiba-tiba saja Prilly kangen dengan suasana di kamar ini. Kamar yang jauh berbanding terbalik dengan kamar Ali. Di sini dipenuhi oleh nuansa warna biru kartun berbentuk kucing yang biasa disebut Doraemon. Bahkan segala pernak-pernik kamar mandi juga berbentuk Doraemon. Di kamar Prilly juga langsung terhubung oleh kolam renang yang berada di bawah. Ini juga menguntungkan Ali yang sangat hobi olahraga--salah satunya yaitu berenang.
Ali menoleh ke samping. Ia sudah melihat istrinya terlelap dengan napas yang teratur. Mungkin Prilly kecapekan karena perjalanan Bali-Jakarta yang memakan waktu satu sampai dua jam-an. Mungkin juga karena ia lelah karena sepanjang perjalanan Prilly berbagi banyak hal tentang pahit manis hidupnya ke Ali.
Ini kali pertama Ali menginjakkan kakinya di kamar Prilly. Ia mengamati semua sudut di kamar ini. Benar-benar kamar yang terawat dan menggemaskan seperti pemiliknya. Ia berjalan ke arah kaca besar di sudut selatan. Di sampingnya ada sebuah pintu yang jika dilihat dari kaca terdapat tangga yang menghubungkan kamar dengan kolam renang.
Berhubung Ali sudah lama tidak berenang, ia turun ke bawah dan langsung menceburkan seluruh tubuhnya yang hanya mengenakan kaos putih dan celana boxer selutut ke dalam kolam. Sensasi dingin yang menjalar ke tubuh Ali membuat tubuhnya semakin meliuk lincah kesana-kemari sambil sesekali kepalanya menyembul ke atas untuk sekadar mengambil napas.
Lama-lama Ali merasa bosan karena hanya sendiri. Biasanya ia selalu ditemani oleh Baja ataupun asisten sekaligus manajernya--Bimo. Tiba-tiba bibir Ali melengkung ke bawah. Apa salahnya jika ia berenang bersama Prilly? Tentunya ia akan membuat Prilly terjaga dari tidur setengah sorenya. Hari ini kerjaan Prilly hanya tidur melulu. Pantas saja akhir-akhir ini berat badannya naik.
Dengan tubuh yang basah, Ali menaiki tangga dan langsung menggendong Prilly dari kasur. Hal itu tidak membuat Prilly terjaga. Ia malah mengeliat dan mencari posisi yang nyaman di dalam dekapan tubuh Ali yang basah. Ali terkekeh dan sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Menghadapi Prilly, Ali malah seperti mempunyai anak kecil yang manja dan super bawel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Marry Me!
HumorTernyata benar. HATTERS itu adalah penggemar yang tertunda. Aku membencinya, mungkin karena dia selalu wara-wiri di televisi. Sepertinya televisiku ini sudah dipenuhi oleh satu nama; Aliando Syarief. Tapi siapa sangka, setelah aku bertemu denganya...