"Bim, Ali ke mana?"
"Lagi di malang nih. Ali gak bilang lo ya?"
"Ngapain di sana? Sama siapa? Dia baik-baik aja kan? Kapan Ali pulang?"
"Apa sayang?"
"Ali? Ini Ali kan? Ihh... Bimo ngeselin deh. Kok di kasih ke kamu! Aku matiin aja kalo gitu."
"Eh jangan dong. Aku udah kangen banget nih sama kamu. Aku pulangnya masih lama. Sore nanti aku sampe rumah sayang."
"Oh."
"Cuma gitu aja responnya?"
"Terus aku harus apa? Jingkrak-jingkrang kaya orang gila gitu?"
"Ya nggak gitu. Kamu masih marah ya sama aku? Maafin deh. Janji nggak akan kaya gitu lagi."
"Yakin bisa nepatin janji lagi?"
"Janji."
"Aku capek tahu maafin orang yang kesalahannya sama terus dan nggak mau berubah."
"Kamu selalu gitu. Apa-apa nggak mau cerita. Apa-apa dipikir sendiri. Emang aku apanya kamu sih? Kamu tahu nggak tugas istri sama suami? Kamu pernah nggak ngerasain kecewa yang udah nggak ada ujungnya? Dan kamu pernah nggak mikir gimana perasaan aku saat kamu diem-diem curhatan sama cewek lain di belakang aku? Kenapa sih? Kalian ada rahasia? Kenapa juga kamu ngumpet-ngumpet gitu? Kalaupun kamu udah nggak mau sama aku lagi gak apa-apa juga kok. Kamu jujur, aku terima sekalipun itu bisa nyakitin hati kecil aku yang paling dalam. Aku bisa pergi."
"Jangan pergi...."
Sambungan telepon pun diputus sepihak oleh Prilly. Ali juga merasa bersalah. Tidak mungkin jika sekarang ia pergi menghampiri Prilly. Kenapa tiba-tiba perasaannya kalut? Pikirannya sudah ke mana-mana.
Takut.
Itulah yang dirasakan Ali sekarang. Bagaimana jika Prilly benar-benar pergi? Tidak mungkin, pikir Ali.
***
prillylatuconsina96
❤ 98.517
prillylatuconsina96 aku merindukanmu.😢Prilly sengaja mengunggah foto curian Ali saat di pusat belanja kemarin-kemarin. Kode. Entah kenapa saat ini ia sangat rindu Ali. Sangat ingin dimanjakan Ali. Ini sudah sore, malah menjelang malam. Namun apa yang ia dapat? Sendiri. Lagi-lagi Ali tidak menepati janjinya. Memberi kabar pun tidak. Sangat mustahil bagi Prilly untuk menghubunginya duluan. Sudah ia duga, pasti Ali akan terlambat atau bahkan tidak pulang. Sepertinya pekerjaan lebih penting daripada Prilly--pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Marry Me!
HumorTernyata benar. HATTERS itu adalah penggemar yang tertunda. Aku membencinya, mungkin karena dia selalu wara-wiri di televisi. Sepertinya televisiku ini sudah dipenuhi oleh satu nama; Aliando Syarief. Tapi siapa sangka, setelah aku bertemu denganya...