"Cabenya yang banyak ya sayang," pinta Prilly yang langsung mendapat gelengan dari Ali. Mengetahui itu, wajah Prilly langsung ditekuk.
"Nanti kalau maag kamu kambuh gimana?"
"Tapi aku pengen. Ini yang minta baby kita lho," ucap Prilly sambil mengusap-usap perutnya yang masih terlihat rata.
"Tap--"
"Beruang..." rengek Prilly.
"Yaudah, tapi pedes dikit aja ya." Prilly mengangguk.
Setelah beberapa menit kemudian, nasi goreng buatan Ali pun jadi. Ia menaruh sepiring nasgor itu di meja makan dan duduk di dekat Prilly. Bukannya fokus ke nasi goreng, Prilly malah fokus menatap titik-titik peluh di dahi Ali. Menatapnya iba. Pasti Ali sangat lelah. Pulang shooting langsung mengurusi Prilly yang labil dan banyak maunya.
Tangan Prilly tergerak mengambil tissue di atas meja dan menyapu peluh-peluh itu dengan lembut. Pergerakan Prilly membuat Ali bergeming sesaat. Ali meraih tangan Prilly yang telaten menyapu peluh.
Didekatkan punggung tangan Prilly di bibirnya dan ia kecup seraya menatap Prilly dalam, "I love you, panda."
Prilly tersemyum haru mendengar ucapan Ali yang sangat tulus itu, "love you too, bear," balas Prilly lembut.
"Aku minta maaf ya kalau aku banyak maunya, harusnya kamu kan istirahat bukannya malah ngurusin aku kaya gini."
"Gapapa, liat kamu senyum aja capek aku udah hilang." Ali mengacak rambut Prilly seperti anak kecil.
"Ih... jangan digituin, aku belum sisiran... nambah berantakan nih," Prilly menggerutu kesal seraya membenarkan rambutnya yang acak.
"Tetep cantik kok. Nggak ada duanya."
"Kamu juara banget deh kalo ngegombal."
"Realistis aja sayang. Mana ada sih cewek secantik kamu di dunia ini?" Mulai. Prilly memutar bola matanya malas.
"Iya tahu. Aku cewek tercantik di dunia. Tapi nggak usah di bahas lah ya, aku laper."
"Jadi keinget waktu awal-awal ketemu kamu deh."
"Ih. Kalo keinget itu ya... pengen gue injek-injek tuh yang nabrak gue seenaknya sama si artis yang songongnya udah akut itu."
"Siapa?"
"Nggak tahu." Prilly mengedikkan bahunya, "orangnya udah nggak ada mungkin, soalnya setelah aku nikah, orangnya tuh beda seribu derajat dari sebelum nikah."
"Bedanya gimana? Tambah ganteng gitu ya?"
"Iya ganteng. Kaya suaminya Mbak Asih." Prilly memberengut. Kalau diajak ngomong terus kapan makannya?
"Kamu pecinta Danur? Emang Mbak Asih punya suami?"
Tiba-tiba Prilly mengambil alih piring yang berisikan nasi goreng dari tangan Ali. Menyendokkan satu suapan ke arah Ali. "Kamu makan deh, biar nggak ngomong mulu." Reflek Ali pun membuka mulutnya dan mengunyah masakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Marry Me!
HumorTernyata benar. HATTERS itu adalah penggemar yang tertunda. Aku membencinya, mungkin karena dia selalu wara-wiri di televisi. Sepertinya televisiku ini sudah dipenuhi oleh satu nama; Aliando Syarief. Tapi siapa sangka, setelah aku bertemu denganya...