.empaT

242 18 2
                                    


-Ahn Yuki POV-

     Aku memetik gitarku yang sudah cukup usang. Menyanyikan beberapa lirik lagu yang sebenarnya tidak benar-benar aku hafal.

     Aku menatap kearah figura berwarna pink di dinding. Terlihat dua orang tersenyum ke arah kamera dengan tangan saling merangkul. Aku dan Daniel. Foto itu diambil ketika kami masih di Amerika, pada hari kelulusan Sekolah Dasar. Aku memang sudah mengenal Daniel sejak di Amerika. Kami cukup dekat, dia pria yang ramah dan juga tidak sombong. Melihat wajah imutnya dulu dan membandingkannya dengan yang siang tadi ku lihat, sangat jauh beda sekali. Daniel saat ini sangat manly dan cool.

     Aku fikir, dulu, Daniel pria yang dingin. Ternyata dia mau menerimaku apa adanya. Dulu, aku adalah gadis yang rapuh. Sejak ayahku memutuskan untuk meninggalkan ibuku demi karirnya, aku mulai membenci dunia karir dan entertainment. Itulah sebabnya aku memandangi figura ini. Bagaimana bisa Daniel–teman kecilku, memilih untuk masuk kedalam dunia Entertainment sedangkan dia tahu bahwa dulu aku sempat menjadi sangat rapuh hanya karena hal itu. Saat itu memang umur kami masih 8 tahun, terlalu kecil untuk memahami bagaimana perasaan sesama. Mungkinkan begitu? Sehingga Daniel memutuskan untuk masuk dalam dunia Entertainment?

     Memang, hal ini tentu bukan menjadi urusanku lagi sejak aku memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiranku, dan ikut ibuku ke Korea. Tapi, apa semudah itu Daniel melupakan kenangan masa kecilnya bersamaku?
Aku memang tidak mempunyai hak untuk melarangnya, tapi.. Ku pikir ulang, Ya mungkin saja dia mencari suasana baru. Aku tau keadaan keluarganya juga tidak lebih baik daripada aku, jadi aku memutuskan untuk menyudahi pikiranku dan merebahkan tubuhku diatas kasur.

     Omong-omong, aku baru ingat bahwa earphone ku masih belum ditemukan. Ah.. Mengingat earphone jadi membuat otakku memutar ulang adegan memalukan dimana aku salah masuk toilet. Aah, bodoh sekali!

     Aku berusaha memejamkan mata, baru beberapa detik, ketukan dipintu kamar memaksaku untuk bangun dan membukanya.

     "Yuki! Keluarlah, ada temanmu." itu suara ibuku. Aku membuka pintu dan menatap wajah ibuku yang dihiasi senyuman, ada apa ini?

     "Eomma.. Aku sedang lelah sekali." aku baru akan menutup pintu ketika ibuku berkata,

     "Daniel! Dia datang kemari." aku segera berlari menuruni tangga. Melihat seorang pria memegang buket bunga anggrek, kesukaanku!

     "Daniel!" aku melompat kedalam pelukannya. Padahal tadi siang kami sudah bertemu, tapi rasanya beda sekali jika dia berkunjung langsung ke rumahku, dan.. Darimana dia tahu alamatku?

     "Kau beda sekali, Yuki-ah." aku terkejut dia memanggilku dengan logat Korea fasih. Membuatku berfikir, berapa lama dia di Korea dan tidak mengunjungiku?

     "Aku masih sama, manis dan lucu!" aku tertawa, dan mengambil buket dipelukannya. "Gomawo!"

     "Aku tidak melihat bekas air mata lagi dipipimu. Syukurlah."

     "Jangan berkata begitu! Membuatku semakin kesal melihatmu!" aku mendudukan diri di sofa, dan diikuti Daniel.

     "Wae? Apa salahku?"

     "Kau tau aku benci itu, tapi kau malah masuk dan bergabung. Kupikir, hanya kau yang mengerti aku, tapi sama saja." aku pura-pura memberikan wajah sedihku. Ingin tahu bagaimana reaksinya dan apa tujuan dia sebenarnya masuk dalam dunia Entertainment.

     "Mianhae.. Aku hanya ingin membuatmu berhenti membencinya. Karena kalau aku sudah bergabung dalam dunia Ent, pasti kau tidak akan membencinya dan akan mendukungku." wah, dia percaya diri sekali. Tapi aku terharu mendengar kata 'membuatmu berhenti membencinya'.

     "Yak! Kenapa aku harus mendukungmu!" ibuku datang membawakan dua gelas jus dan tertawa melihat aksi kami.

     "Karena aku tampan!" Daniel menghindari pukulanku.

     "Cih.."

Ya, setidaknya dia tidak melupakanku dan juga ibuku.

But, wait. Kalau dia masuk dalam produce 101, berarti.. Dia kenal dengan Samuel?! Ah bisa gila aku! Jangan sampai Jieun dan Naumi mengetahuinya!

Ya, jangan sampai!

***


     "Aku akan membeli gitar baru Minggu ini, mau menemaniku?"

Aku mengantar Daniel sampai depan pintu utama, dia sedang memakai Jaket, topi, masker dan kacamatanya.

     "Akan ku lihat jadwal Minggu ini. Berikan aku nomer ponselmu, nanti akan ku telepon." katanya, aku mengambil ponselnya dan mengetikan beberapa angka, aku memberi nama 'Simanis Yuki' untuk kontakku.

     "Aku akan menunggu." Daniel memberikan senyumnya dan memeluku sebentar sebelum melambai dan menaiki mobil hitamnya.

     Semoga saja dia masih punya banyak waktu untuk bersenang-senang denganku sebelum memulai debut dan kesibukannya.

♥★♥

An:

Woah! Aku update!

Aku mood-mood'an banget nulis ini. Karena harus ngebayangin dulu adegan yang mau ku tulis :)

Coba bayangin, kalau Yuki adalah diri kalian^^


0310'17

-at.

✔️ Sorry, You aren't MY IDOL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang