.limA

200 14 1
                                    

-Ahn Yuki POV-

     Hari debut Daniel pun tiba. Dua minggu lalu, dia menemaniku memilih gitar baru, awalnya aku ingin gitar berwarna pink, tetapi Daniel berkata bahwa merah lebih terlihat seperti diriku, jadi aku menurutinya. Kami juga sempat bersenang-senang selama satu minggu sebelum masa debutnya, tentu saja selama satu minggu itu aku tidak berkata apapun pada Jieun dan Naumi mengenai Daniel dan berusaha menyembunyikan hal itu dari mereka. Mereka juga sepertinya terlalu sibuk memikirkan debut Wannaone–Nama boygrup dari Produce 101, member NCT dan Dino yang bersekolah di Gangnam School. Aku tidak peduli sih sebenarnya, tapi aku berusaha menghargainya saja. Siapa tahu, aku bisa mencari informasi tentang Daniel dari mereka–sebenarnya bisa saja aku bertanya langsung, tapi aku terlalu gengsi untuk kepo urusannya.

     Aku sudah melihat Video Debut dari WannaOne. Ya, cukup menarik, karena ada Daniel. Jieun dan Naumi memaksa aku menontonnya–mereka berharap aku akan terkena Virus dan ikut-ikutan menjadi fangirl kurang kerjaan seperti mereka.

     Mengingat debut Daniel, jadi membuatku berfikir bahwa kedepannya akan sulit bagiku untuk bertemu dengannya. Belum lagi kalau kedua sahabatku tau, pasti aku akan digunakan sebagai alat modus kepada Daniel dengan mereka. Jadi aku berusaha menyembunyikannya dengan rapi, dan berpura-pura tidak mengenalnya ketika Jieun dan Naumi mengajakku ke acara Fanmeet WannaOne. Daniel sedikit terkejut melihatku, tapi dia juga pura-pura tidak mengenalku–dan itu membuatku menghela nafas lega.

***

     "Yuki!" aku menoleh kearah suara yang memanggil namaku. Tetapi tidak mendapati siapapun dibelakangku. Jadi aku lanjut berjalan menelusuri trotoar menuju toko elektronik untuk membeli earphone ku yang entah kemana perginya.

     "Yuki!" suara itu lagi. Tapi saat menoleh, aku mendapati Daniel mengenakan sweater, topi, masker, dan kacamata HITAM!. Dia mau menemuiku atau pergi ke pemakaman sih?!

     "Kau bisa berada disini? Ada apa?" aku mengajak Daniel bersembunyi.

     "Aku ingin memberikan ini." Daniel menyerahkan sepucuk kertas berwarna biru langit. Aku menatapnya heran.

     "Apa ini?" aku mengambilnya, dan mencoba membukanya, tetapi dicegah oleh Daniel.

     "Aku tidak bisa lama. Ambil ini dan kau harus datang! Selamat tinggal!" Daniel memasuki mobil hitam yang baru saja menepi, kupikir itu mobil dari Entertainmentnya, jadi aku tidak melambai kearahnya.

Mobil itu pergi, dan aku membuka surat yang diberikan oleh Daniel. Kenapa harus lewat surat? Kenapa tidak menelepon? Apakah se-terlarang itu berhubungan sosial media dengan warga biasa seperti aku?

Aku membaca isinya, disana tertulis,

     Annyeong Cafe - 873 Samcheong-Dong, Seoul.
Saturday, 16th.

     Datang ya! Ada hal penting yang harus ku bicarakan padamu.
-Daniel.

     "Wow. Samcheong-Dong?! Jauh sekali!" aku merutuk sekali, dan langsung ku masukan surat itu kedalam ransel dan lanjut menuju toko elektronik.

***

     "Keunde, tadi aku melihat earphone merah disini. Kemana perginya dia, Pak?" aku bertanya kepada salah satu penjaga toko. Sebelum aku ke toilet, mataku berhasil menangkap earphone merah incaranku, tetapi saat aku selesai dari toilet, benda merah itu sudah tidak ada. Padahal hanya tinggal satu dan aku menginginkannya!

     "Maaf, tapi mungkin sudah ada orang lain yang mengambilnya." jawab penjaga toko. Ih bikin kesal saja, siapa dia yang berani mengambil yang akan menjadi milikku?

     "Tapi.. Ah- sudahlah. Maafkan aku, Pak. Aku ambil yang ini saja." terpaksa, aku mengambil erphone berwarna Gold. Daripada aku harus melawan bapak tua, lebih baik aku menyerah saja. Lagipula, sejak kapan aku jadi menyukai warna merah?

***

     "Yuki-ah!" Jieun dan Naumi berlari riang menghampiriku. Aku telah mempersiapkan telinga untuk mendengar hal yang–sebenarnya, tidak ingin ku dengar. Tentang dunia fangirl mereka.

     "Ada apa?" tanyaku datar. Terlalu lelah untuk sekedar tersenyum.

     "Tanggal 16 nanti, ikutlah bersama kami!" ajak Jieun.

     "Ayolah, Yuki-ah.. Ini terakhir, kami janji. Setelah itu, aku dan Jieun tidak akan memaksamu lagi–tapi kau sendiri yang akan meminta ikut nanti." lanjut Naumi, dan mereka terkikir senang. Ada apa sih mereka itu?

Kupikir sebentar, tidak ada salahnya kan aku menerima tawaran mereka? Toh mereka berjanji ini yang terakhir kali.

     "Baiklah."

♥★♥

An:

Fiuh! Ku lelah. Ternyata nulis ff butuh pengendalian ekstra. Karena idenya cepet banget ngilang :"(

Oke, untuk sekarang ga ada cuap-cuap banyak. See you!

0510'17

-at.

✔️ Sorry, You aren't MY IDOL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang