.sembilaN

175 11 1
                                    


     "Eomma tau apa jawaban aku. Tetap tidak."

     Kini, Yuki dan Yuri sedang berada di halaman belakang rumahnya. Sebelumnya, Yuki sempat menolak mentah-mentah bahkan sebelum orang tua dari pihak kedua meminta persetujuannya. Sedangkan Samuel, hanya diam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

     "Yuki-ah.. Kali ini saja. Eomma mohon." wajah sendu Yuri membuat Yuki hampir luluh.

     "Eomma harus tau, Samuel itu Artis, dia penyanyi sekaligus dancer. Dia masuk dalam dunia Entertainment yang sangat aku benci! Dia sepeti Appa! Aku gamau nanti dia ngelakuin hal yang sama kayak pria brengsek itu!" Rasa kesal dan amarah Yuki sudah berada dipuncaknya. Tamparan ibunya menimbulkan rasa sakit sekaligus hangat dipipinya.

     "Jaga bicara kamu! Pria brengsek itu juga Appa kamu!"

     "Aku sudah tidak punya Appa lagi sejak pria itu meninggalkan kita, Eomma!" tangis Yuki sudah tidak bisa ditahan lagi. Begitupun sang ibu.

     "Tapi itu bukan salahnya Yuki-ah.. Itu juga demi kebaikan. Eomma juga tidak marah padanya." lirih Yuri.

     "Bohong. Sampai kapan Eomma mau bohong sama aku? Apa selama ini aku gabisa lihat? kalau sikap eomma yang suka minum-minum juga membuktikan bahwa eomma hancur karena pria brengsek itu!"

     "Tapi Eomma mencintainya! Dan itu bukan sepenuhnya salah dia, Yuki-ah.."

     "Aku tetap tidak menerima ini semua. Aku tidak bisa percaya pada Samuel begitu saja. Apalagi dia sama seperti pria itu." Yuki meninggalkan Yuri yang terduduk lemas dipinggir kolam. Setelah kepergian Yuki, Yuri dibantu kedua orang tua Samuel untuk duduk dan menenangkan diri. Sedangkan Samuel mengejar Yuki yang berlari keluar rumah.

***

     "Jadi itu, alasan kenapa kau sangat membenciku."

     Samuel menatap punggung Yuki. Gadis itu tengah menikmati angin malam. Tiba-tiba saja dirinya merasa ingin pergi darisana setelah mendengar suara pria yang dibencinya.

     "Tunggu dulu." Samuel memegang pergelangan tangan Yuki sebelum gadis itu benar-benar pergi. Samuel menatap dalam mata Yuki.

     "Tidak semua yang kau pikir brengsek itu brengsek. Aku berbeda dari kebanyakan pria. Kau bisa melihatnya kalau mau mencoba lebih dekat."

     "Cih.. Tau apa kau tentang aku? Tau bagaimana rasanya sepertiku?" mata Yuki menatap tajam dan sinis Samuel.

     "Dan tau apa kau tentang aku yang kau pikir brengsek?" Yuki dibuat diam akibat perkataan Samuel.

     "Ini, contoh perbuatan brengsekmu!" Yuki menunjuk tanda dengan bolpoin merah yang dibuat Samuel. Pria itu tersenyum penuh arti.

     "Jadi.. Kau menungguku menghapusnya? Aku akan hapus ketika kau mau menuruti perkataan ibumu."

     "Silahkan tunggu sampai kau bosan, Kim brengsek Samuel, aku tidak peduli dengan tanda ini!" Yuki menatap marah kepada Samuel, sedangkan pria itu masih tetap menunjukan wajah tenangnya.

     "Orang tua kita hanya ingin yang terbaik. Tapi kita malah menyakitinya." kembali pria itu berucap.

     "Kita? Sepertinya hanya aku yang menyakitinya." ucap Yuki, kemudia gadis itu menatap Samuel lagi, "dan kau bilang 'terbaik'? Apa yang baik kalau itu paksaan?" tantang Yuki. Samuel lagi-lagi tersenyum penuh arti.

     "Sebelumnya juga aku berpikir begitu. Tetapi aku sadar setelah melihatmu. Lalu terlitas sebuah pemikiran; kau tidak akan tau kalau tidak mencobanya," jeda sebentar "Jadi kupikir, tidak salahnya mencoba lebih dekat denganmu."

     "Kalau begitu, silahkan coba sendiri. Aku.tidak.peduli." ucap Yuki dengan penekanan disetiap katanya, lalu ia pergi meninggalkan Samuel yang menatap punggungnya yang semakin jauh.

Baiklah Ahn Yuki. Bersiap dengan percobaanku. Jangan salahkan aku kalau kau jatuh dan bertekuk lutut nantinya. -ksm.

Coba saja sampai kau mati Kim brengsek Samuel. Aku tidak akan jatuh ketanganmu! -ayk.

***

           Setelah kejadian perjodohan diantara dia keluarga itu, kini semakin banyak rumor beredar membuat Yuki tidak tenang disekolahnya.

     "Yuki-ah! Bagaimana bisa kau dekat dengan Samuel-ku?!" lagi-lagi Jieun selalu menanyakan soal ini.

     "Tanya sendiri padanya." jawaban yang sama selalu Yuki lontarkan malas.

     "Yuki.. Aku perlu bicara." tiba-tiba Samuel datang dan menghadang jalannya.

     "Hei, kau belum puas membuat semua berantakan seperti ini?!" bentak Yuki, menatap Samuel penuh benci.

     "Kau harus ikut aku dulu, barulah aku menjelaskannya." Samuel menarik tangan Yuki pergi dari sana, kali ini Yuki mencoba menurut. Hal ini membuat Jieun dan Naumi menatap bengong keduanya yang semakin menjauh.

...

     "Cepat jelaskan!"

     "Yuki-ah.. Sebenarnya aku tidak bermaksud membuat kacau seperti ini. Semua ini bukan keinginanku. Lagipula, kalaupun rumor perjodohan itu aku yang menyebarkan, untuk apa? Aku juga memikirkan bagaimana perasaan fans ku nanti." penjelasan Samuel membuat Yuki tertawa, jenis tawa sinis.

     "Jadi, siapa yang menyebarkan rumor ini?!" kesal Yuki.

     "Mana ku tahu! Aku juga tidak ingin semua orang tau kalau kita sudah bertunangan!" Samuel kehilangan kendali, ia membentak Yuki sampai membuat gadis itu terkejut.

     "Hh.. Jadi.. Begitu. Dan siapa bilang kita sudah bertunangan!" balas Yuki tak kalah kesalnya. Untung saja mereka berada di halaman belakang sehingga tidak ada yang dapat mendengar teriakan mereka.

     "Kau sendiri yang menyuruhku untuk mencobanya, Yuki-ah.. Tapi jujur, bukan aku yang meminta wartawan datang kesini. Aku tidak selicik itu untuk membuatmu takluk." suara Samuel melembut, begitu juga dengan tatapannya. Yuki kebal dengan semua itu, jadi dia tidak terpengaruh.

     "Baiklah. Lupakan masalah itu. Aku ingin sekarang kau suruh semua wartawan itu berhenti memata-matai aku dan menyebarkan rumor tentang perjodohan ini." setelah berucap demikian, Yuki meninggalkan Samuel yang masih bergeming ditempatnya.

♥★♥

An:

Akugatauapayangakutulis, Arghh!

Ideku mulai terbang jauh dan menghilang. Ottokeh?!! Help me :"(

0910'17

✔️ Sorry, You aren't MY IDOL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang